Mohon tunggu...
Muhammad Syahrul Ramadhan
Muhammad Syahrul Ramadhan Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Kader HMI, Hobi Menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kartini dan Equality

23 April 2024   22:58 Diperbarui: 23 April 2024   23:06 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Raden Ajeng Kartini, atau lebih dikenal sebagai Raden Ayu Kartini, lahir pada tanggal 21 April 1879 di Jepara, Jawa Tengah, adalah seorang tokoh perempuan Indonesia yang dikenal sebagai pelopor gerakan emansipasi wanita di Hindia Belanda.

Kartini memainkan peran penting dalam memperjuangkan hak-hak perempuan dan pendidikan bagi perempuan pada awal abad ke-20. Kartini berasal dari keluarga bangsawan Jawa. Ayahnya, Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat, adalah seorang Bupati Jepara. Kartini tumbuh dalam lingkungan yang cukup konservatif, di mana wanita memiliki keterbatasan dalam hal pendidikan dan hak-haknya. Meskipun demikian, Kartini mendapat pendidikan yang cukup baik di rumahnya.

Seorang pahlawan nasional Indonesia yang terkenal dengan perjuangannya dalam memajukan hak-hak perempuan, kita tidak bisa mengabaikan relevansinya dengan isu kesetaraan gender yang masih terus berkembang di era modern ini. Namun, sayangnya, ketidaksetaraan gender masih merupakan masalah yang dihadapi oleh banyak wanita di seluruh dunia, termasuk Indonesia.

Pemerintah dan berbagai organisasi non-pemerintah terus berusaha meningkatkan kesetaraan gender melalui kebijakan-kebijakan yang mendukung perempuan dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari pendidikan hingga ke dunia kerja. Namun, masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan kesetaraan gender sepenuhnya.

Salah satu aspek penting dari perjuangan Kartini adalah pendidikan perempuan. Meskipun akses ke pendidikan telah meningkat secara signifikan bagi perempuan, masih ada tantangan dalam hal memastikan bahwa perempuan memiliki akses yang sama dengan laki-laki, terutama di wilayah-wilayah yang terpencil. Inisiatif untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan memberikan peluang yang setara bagi perempuan dalam bidang akademis dan profesional perlu terus ditingkatkan. Selain itu, kesetaraan gender juga berkaitan erat dengan perwakilan perempuan dalam kepemimpinan dan pengambilan keputusan.

Meskipun ada peningkatan dalam partisipasi perempuan di berbagai bidang, perempuan masih kurang diwakili dalam posisi kepemimpinan, baik di sektor publik maupun swasta. Mendorong keterlibatan perempuan dalam pengambilan keputusan dapat memberikan perspektif yang beragam dan memperkuat keseimbangan dalam pembentukan kebijakan. Pentingnya kesetaraan gender juga tercermin dalam isu-isu seperti kesenjangan upah antara laki-laki dan perempuan, serta kekerasan terhadap perempuan.

Perlu adanya upaya bersama dari masyarakat, pemerintah, dan sektor swasta untuk menciptakan lingkungan yang mendukung kesetaraan gender dan mengatasi masalah-masalah tersebut. Dengan mengingat perjuangan Kartini sebagai inspirasi, mari bersama-sama terus membangun kesadaran dan bertindak untuk mencapai kesetaraan gender sepenuhnya di Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun