Hal ini dikarenakan dianggap bahwa tugas pengasuhan yang utama adalah pada seorang perempuan. Padahal pada faktanya, seorang anak membutuhkan pengasuhan yang seimbang dari seorang ayah dan ibu untuk dapat berkembang dengan baik dan dengan diimbangi peran yang seimbang atas dasar kesepakatan bersama.Â
Belum lagi, stigma dari masyarakat di lingkungan sekitar mengenai perempuan pekerja yang seringkali dianggap lebih mementingkan pekerjaan dibandingkan dengan keluarga.
Fenomena seperti inilah yang mengakibatkan banyak perempuan merasa dilema dan mengalami tekanan secara psikologis. Pembagian peran gender yang kaku dapat kita lihat tidak membawa banyak kebermanfaatan untuk kehidupan justru memberikan dampak negatif yang dirasakan oleh para perempuan. Pembagian peran seharusnya dilaksanakan dengan fleksibel dan diskusi untuk
mencapai kesepakatan bersama.
Pada dasarnya perempuan dan laki-laki memiliki hak yang sama untuk menentukan pilihan dan mengaktualisasikan diri mereka di masyarakat hal inilah yang harus kita refleksikan bersama sama bahwasannya pada hakikatnya manusia hidup berpasang-pasangan.Â
Dengan kita merefleksikan hal ini juga diharapkan permasalahan beban peran ganda bisa dihilangkan demi terwujudnya keluarga yang harmonis dan terbebas dari sistem patriarki. Tetaplah mekar seperti bunga untuk selalu memberikan inspirasi untuk para perempuan hebat, selamat hari perempuan
indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H