Mohon tunggu...
Ramos Mangihut Yemima Siahaan
Ramos Mangihut Yemima Siahaan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UPN Veteran Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Covid-19 Belum Usai, Masih Ada Kesehatan yang Harus Dijaga di Tengah Beraktivitas

19 Juni 2023   11:24 Diperbarui: 19 Juni 2023   21:25 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di sebuah Minggu pagi (18/06/2023), masyarakat Depok menikmati ramainya pasar jalanan yang biasa digelar setiap hari Minggu sepanjang Jalan Merdeka, Sukmajaya, Depok. Di pasar jalanan ini, ada yang memakai tetap memakai masker, dan ada juga yang sudah tidak menggunakan masker mengingat sudah longgarnya aturan kesehatan oleh pemerintah. 

Sebagaimana dilansir dari laman Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, pemerintah berdasarkan arahan dari presiden Joko Widodo mulai melonggarkan aturan protokol kesehatan dan aturan pembatasan lainnya dalam pencegahan pandemi Covid-19, sebagaimana yang diucapkan juga oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin pada Rabu (17/05/2022) dalam sebuah jumpa pers. 

Namun meski demikian, bukan berarti masyarakat bebas beraktivitas dan diperbolehkan lengah, sebab nyatanya pandemi masih ada dan kasus aktif Covid-19 masih meningkat. Berdasarkan analisis data Covid-19 per 11 Juni 2023 dalam situs covid19.go.id, jumlah kasus aktif meningkat sebanyak 0,15% dan penambahan kasus sebanyak 111 kasus.

Menyikapi hal ini, ada mindset yang harus dimiliki masyarakat.

Bangun Kebiasaan Hidup Higienis

Dr. Ayland adalah dokter umum yang melakukan praktek di klinik pribadinya di sebuah perumahan di daerah Depok, Jawa Barat. Sebagai dokter umum yang melayani masyarakat dan penduduk perumahan sekitar, dr. Ayland turut mengutarakan kekhawatirannya terhadap Covid-19.

"Meski sekarang aturan pemerintah terhadap Covid-19 sudah lebih longgar, nyatanya WHO belum benar-benar meresmikan pandemi sudah berakhir," ujar dr. Ayland ketika diwawancarai di kliniknya pada Rabu (14/06/2023). "Agaknya orang-orang lupa kalau Covid-19 masih ada, jadi persepsi di masyarakat seperti 'Ah, udahlah, Covid apa sih, udah nggak ada' padahal masih ada dan belum dinyatakan resmi hilang."

dr. Ayland ketika diwawancarai di kliniknya, Rabu (14/06/2023). Foto: Dokumen Pribadi.
dr. Ayland ketika diwawancarai di kliniknya, Rabu (14/06/2023). Foto: Dokumen Pribadi.

Namun bukan berarti pula Covid-19 tidak akan hilang. Dr. Ayland menyatakan bahwa jika melihat Covid-19 sebagai "fenomena pandemi", maka akan ada saat dimana masa pandemi Covid-19 berakhir, tetapi jika melihat Covid-19 sebagai "penyakit", Covid-19 tidak akan pernah hilang. Perumpamaannya sama seperti penyakit TBC atau tifus yang tetap ada di kehidupan manusia sebagai penyakit yang bisa menyerang kapan saja, tetapi di saat yang bersamaan juga bisa dicegah. Oleh karena itu, harus ada sikap yang diambil masyarakat.

"Kesadaran masyarakat itu penting. Pelajaran apa, sih, yang bisa kita ambil dari pandemi? Kita, kan, harusnya aware terhadap kesehatan dan kebersihan. Paling utama itu kebersihan," tutur dr. Ayland. "Cuci tangan, makan makanan yang bergizi, bukan makan yang sembarangan di pinggir jalan. Yang paling utama adalah higienis, menjaga kebersihan, menjaga kesehatan." 

"Harus membangun kebiasaan (higienis)." ujar dr. Ayland menambahkan.

Inisiatif untuk Tetap Sehat

Kembalinya kegiatan beraktivitas secara tatap muka di tengah-tengah longgarnya aturan protokol kesehatan dapat dijadikan pendorong untuk inisiatif menjaga kesehatan. Sebagaimana pula yang dilakukan oleh Sifra Katherine, seorang pelajar kelas 12 di salah satu SMA Negeri di Depok. Sifra sendiri sebagai masyarakat Depok cukup sering berkunjung dan menikmati suasana pasar jalanan di Jalan Merdeka itu.

Menurut Sifra, ada 2 (dua) hal yang dapat dijaga kesehatannya, yaitu fisik & mental.

"Ada 2 (dua) hal yang saya lakukan, menjaga fisik dan mental. Menjaga fisik, ya, saya olahraga, jaga pola makan, dan jaga kebersihan tubuh. Sehabis dari luar saya langsung cuci tangan dan cuci kaki, misalnya. Kalau untuk mental, saya rasa itu sama perlunya, dan saya berusaha untuk lebih enjoy terhadap apa yang sedang terjadi di tengah-tengah pandemi ini." ujar Sifra ketika diwawancarai pada Minggu (18/06/2023).

Sifra Katherine, warga Depok yang menikmati suasana pasar di Minggu pagi (18/06/2023). Foto: Dokumen Pribadi.
Sifra Katherine, warga Depok yang menikmati suasana pasar di Minggu pagi (18/06/2023). Foto: Dokumen Pribadi.

"Yah, kayak sekarang pagi ini saya jalan ke pasar (jalanan), refreshing gitu sambil cari udara segar. Cuci mata, lah." tambahnya.

Sifra juga menambahkan bahwa perlunya tetap memakai masker sebagai salah satu bentuk menjaga fisik. 

"Menurut saya pribadi, kita juga perlu pakai masker meski aturan sudah lebih longgar. Lagipula pakai masker juga bukan hanya karena Covid-19. Bagi yang sakit flu atau batuk, ya masker itu membantu sekali biar orang lain nggak ketularan," tutur Sifra. "Dan bisa jadi dari sakit flu atau batuk itu ada kemungkinan penyakit lain yang menular, jadi pakai masker itu harus jadi inisiatif."

Pandemi Jadi Pelajaran untuk Hari Ini dan Masa Depan

"Sebagai orang yang diberikan kesempatan melewati pandemi, menurut saya rasa ucapan syukur kita kepada Tuhan adalah dengan menjaga kesehatan kita sendiri," ujar dr. Ayland. "Minimal, hal yang paling mudah untuk dilakukan adalah memakai masker. Selalu waspada dalam setiap aktivitas yang dilakukan." 

Dr. Ayland juga mengatakan bahwa kesehatan masyarakat sudah sangat diakomodir oleh pemerintah, jadi harus dimanfaatkan dengan baik.

"Jika ada keluhan, segerakan periksa ke dokter, jangan didiamkan. Pemerintah sudah banyak memberikan bantuan gratis kepada masyarakat, melalui posyandu, puskesmas, dan lainnya. Jadi, periksakanlah." ujar dr. Ayland.

Begitu pula dengan Sifra. Sebagai rakyat, Sifra mengutarakan pandemi memberikan pelajaran untuk membangun kebiasaan.

"Pelajaran untuk jadi lebih prepare, karena kita nggak tahu kan penyakit datangnya kapan. Kita harus aware tentang kebiasaan-kebiasaan kita untuk jadi lebih baik, sih." kata Sifra.

Ramos Mangihut Yemima Siahaan (2010411098)

UAS Jurnalistik dan Media Penyiaran

UPN Veteran Jakarta

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun