Isu kesetaraan gender adalah isu yangsangat sering dibahas dalam forum forum formal dan informal, baik di dalam maupun di luar negri. Para wanita yang meminta hak nya disama ratakan dengan kaum adam adalah pelopor sejati emansipasi wanita. Sebagai seorang wanita, kita kerap di cap lemah dan tidak bisa melakukan hal yang sama dengan laki-laki. Bahkan pada zaman terdahulu, wanita tidak dibenarkan untuk menempuh pendidikan yang tinggi dikarenakan paham zaman dahulu mengatakan wanita tidak perlu sekolah yangtinggi, toh setelah wanita menikah mereka akan menjadi ibu rumah tangga dan mengurus anak-anak. Tidak seperti laki laki yang harus mencari nafkah dan menjadi tulang punggung keliarga. Hal inilah yang dituntut oleh perempuan perempuan zaman kini, mereka meminta hak yang sama dengan para laki-laki. Hak yang sama dalam pendidikan, hukum, agama, dan lain sebagainya.
Membiucarakan tentang emansipasi wanita, sekarang sedang trend julukan "kartini modern", yaitu wanita-wanita pejuang hak sesama kaun perempuan dimasa kini. Salah satu kartini moderen ini adalah Diandra Paramitha Sastrowardoyo, S.Fil., M.M, atau yang lebih dikenal dengan dian sastro. Dian sastro dijuluki sebagai salah satu kartini modern karena kutipannya yang mengatakan
"entah akan berkarir atau menjadi ibu rumah tangga, seorang perempuan wajib berpendidikan tinggi karena ia akan menjadi ibu"
Kutipan singkat dian sastro ini memotivasi banyak wanita indonesia untuk terus memperjuangkan pendidikan mereka. Sekalipun telah menjadi istri orang, pendidikan tetaplah nomor satu yang harus diperjuangkan.
Dian sastro tak hanya pandai berbicara mengenai emansipasi dan kesetaraan gender wanita. Ia memberikan banyak contoh dan buktu bukti nyata bahwa perempuan tetap bisa meraih kesuksesan sekalipun trelah berkeluarga. Memiliki anak bukanlah penghalang bagi dian untuk mengejar cita-cita dan meng-upgrade diri menjadi lebih baik lagi.
Dian sastro seperti yang kita ketahui adalah seorang aktris papan atas di indonesia. ia  dikenal pertama kali karena sempat memenangkan ajang pemilihan gadis sampul pada majalah gadis di tahun 1996. Film pertamanya, Bintang Jatuh (2000), ditulis oleh Rudi Sujarwo yang dirilis mandiri. Dalam film ini Dian beradu akting dengan Marcella Zalianty, Gary Isaac dan Indra Birowo. Film berikutnya pada tahun 2001, Pasir Berbisik, Diam akting dengan Christine Hakim, Slamet Rahardjo dan Didi Petet. Film ini memenangkan penghargaan Dian Best Actress di Festival Film Internasional Singapura (2002) dan Festival Film Asia di Deauville, Prancis (2002).
Ia juga menjadi pembawa acara kuis Super Miliarder 3 Miliar yang tayang di ANTV. Selain itu ia juga membintangi sinetron Dunia Tanpa Koma di RCTI. Ia melanjutkan karirnya di dunia perfilman Indonesia, berperan dan memproduksi film pendek Drupadi. Pembawa obor Olimpiade 2008 itu dipertemukan kembali dengan Nicholas Saputra dalam 3 Doa 3 Cinta, film bernuansa religi yang disutradarai Nurman Hakim. Di Asian Cinema Vesoul Festival, 3 Doa 3 Cinta membawa pulang hadiah utama dari juri internasional. Dian juga berkesempatan mendapatkan pijakan di Festival Film Cannes 2012 di Prancis, mewakili Asia Tenggara sebagai brand ambassador L'Oreal Paris, official cast dari ajang bergengsi tersebut. Di tahun 2016, nama Dian Sastro kembali hadir dengan film ikoniknya Ada Apa Dengan Cinta? di episode kedua. Dian juga kembali berakting di film layar lebar My Map yang rilis pada April 2017. Kemudian, pada 2018, Dian Sastro membintangi The Night Comes For Us yang tayang perdana di Fantastic Fest pada 22 September 2018 dan kemudian tayang di Netflix 19 Oktober 2018. Tak berhenti sampai di situ, pada September 2018 Dian juga membintangi film layar lebar berjudul Aruna and Her Tongue.
Selain karir modeling dan film, Dian Sastro juga merintis bisnis. Pada tahun 2014, Dian dan dua temannya memulai usaha patungan penyediaan makanan diet bernama 3 Skinny Minnie. Kemudian, pada tahun 2017, Dia dan anggota 3 Skinny Minnies kembali membuka usaha dengan membuka restoran bernama MAM di Senayan City, Jakarta. Berbekal pengetahuan fotografi dan jaringan fotografer yang bekerja sebagai model dan pengiklan, Dian Sastro dan 4 rekannya Endra Marsudi, Hermawan Sutanto, Damon Hakim dan Michael Tampi mulai membangun perusahaan percontohan travel fotografi pada Februari 2017 bernama Kehyysta matka. Karena Dian melihat celah pasar bagi generasi milenial yang gemar bepergian dan mengejar likes yang semakin banyak di dunia media sosial, Frame A Trip kini dapat melayani lebih dari 200 kota di seluruh dunia dan terus melayani. tumbuh cepat. Frame A Trip juga memperkuat posisinya di pasar Indonesia dengan menggandeng Kementerian Pariwisata sebagai mitra dalam mempromosikan brand Pesona Indonesia (Mirinda Indonesia Co-Branding). Tujuannya agar dengan mempromosikan foto-foto eksotis dan indah high-end, terkenal dan diminati oleh wisatawan domestik dan mancanegara, banyak tujuan wisata di Indonesia.
Selain sibuk dengan berbagai aktivitasnya, Dian adalah seorang ibu rumah tangga dari dua anak perempuannya Syailendra Naryama Sastraguna Sutowo dan Ishana Ariandra Nariratana Sutowo. Sedangkan suaminya, Maulana Indraguna Sutowo adalah seorang pengusaha ternama.
sekalipun memiliki suami pengusaha kaya raya, dian tidak hanya menadahlan tangan keada sang suami sekalupun ia bisa. Dian terus dan terus mengembangkan minat dan bakatnya di dunia seni dan hiburan.
Semua perjuangan dan journey Dian sastro memberi banyak motivasi kepada wanita Indonesia untuk terus belajar dan meningkatkan kualitas diri sebagai seorang wanita. Sekalipun kelak wanita hanya akan bekerja di rumah, mengurus anak-anak, kita tetap harus memiliki pendidikan yang tinggi. Hal ini dikarenakan wanita adalah guru pertama anak anaknya kelak, dan wanitalah yang akan mengayomi anak anaknya di masa depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H