Mohon tunggu...
Ramlan Effendi
Ramlan Effendi Mohon Tunggu... pegawai negeri -

berbagi dan mencari ilmu

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Guru sebagai Penulis

21 November 2014   05:16 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:15 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setiap tahun hari guru selalu diperingati. Tidak hanya di Indonesia, masyarakat dunia pun memperingati hari guru walau pada tanggal yang berbeda-beda. di Indonesia hari guru di peringati setiap tanggal 25 November didasari pada keputusan Presiden Nomor 78 Tahun 1994 tentang Penetapan Hari Guru Nasional tanggal 25 November 1994.

Peringatan hari guru tentu saja dilakukan untuk menunjukkan apresiasi yang tinggi kepada guru, dengan kesadaran akan pentingnya peran guru dalam kehidupan. Namun sejatinya, sudah profesionalkah guru Indonesia?

Karakteristik guru Indonesia yang profesional terdapat dalam peraturan pemerintah nomor 74 tahun 2008 yang memuat empat kompetensi guru yaitu : kompetensi pedagogik, kompetensi sosial, kompetensi kepribadian dan kompetensi profesional. Jika keempat kompetensi itu terpenuhi, maka dapatlah di kategorikan sebagai guru profesional. Namun ada satu ciri lain yang dapat diberikan pada guru profesional, yaitu guru sebagai penulis.

Guru Sebagai Penulis

Dalam menjalankan tugasnya, guru selalu melakukan kegiatan menulis. Mulai dari menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran, melakukan pembelajaran di kelas, sampai melakukan evaluasi terhadap hasil pembelajaran. Hal ini secara tidak langsung telah menuntun guru untuk melakukan kegiatan menulis yang terstruktur, sistematis dan logis. Ditambah dengan hadirnya teknologi informasi dan komunikasi yang memudahkan bagi setiap guru untuk melakukan aktifitas menulis yakni komputer dan laptop.

Tentu saja menjadi penulis bukan hal yang mudah. Namun, jika sungguh-sungguh, maka tidak ada hal yang sulit. Salah satu cara memulai menulis bagi seorang guru dapat dilakukan dengan menuliskan kegiatan kesehariannya di sebuah buku. Atau jika memungkinkan, guru dapat menuliskannya di sebuah blog. Saat ini sudah banyak situs internet yang menyediakan layanan bog, seperti di blogspot (www.blogspot.com) milik google, di wordpress ( www.wordpress.com), ataupun di kompasiana (www.kompasiana.com) tempat tulisan ini di publikasikan. Jika kegiatan itu dilakukan secara terus-menerus dan konsisten maka lama-kelamaan guru akan terbiasa melakukan kegiatan menulis. Jika sudah menguasai kemampuan mengelola blog, guru dapat memuat konten tulisan di blog berupa materi pembelajaran penunjang yang dapat di jadikan sarana pembelajaran berbasis web kepada siswanya, sehingga secara tidak langsung, akan menuntun siswa menggunakan teknologi informasi sebagai sarana belajar.

Selain kegiatan menulis dalam keseharian itu, guru perlu melakukan kegiatan menulis yang lebih teruji dan ilmiah, antara lain melakukan penelitian tindakan kelas yang bersumber dari telaah terhadap masalah-masalah keseharian guru dalam pembelajaran di kelas dan cara-cara yang dilakukan guru dalam mengatasi masalah tersebut. Jika penelitian tersebut dilakukan dengan cara yang baik, dan di tulis secara ilmiah, maka itu akan menjadi sebuah karya tulis yang baik.

Selain karya tulis, berupa penelitian tindakan kelas, guru dapat melakukan kajian pustaka terhadap teori-teori belajar modern yang dapat dilakukan dalam pembelajaran di kelas, ataupun membuat pembahasan terhadap kejadian-kejadian di dunia pendidikan mutakhir.

1416496468804577975
1416496468804577975

Misalnya ketika dunia pendidikan di hebohkan oleh postinganfacebook dari seorang mahasiswa tentang Pekerjaan Rumah (PR) matematika adiknya, maka seorang guru dapat menuangkan gagasan, ide dan pembahasannya dalam sebuah tulisan, yang dapat di publikasikan di media massa, surat kabar, atau pun blog yang dimiliki lewat internet.

Bahkan pada masa kini, sering di adakan perlombaan dalam menulis blog. Salah satunya seperti dilakukan Tanoto Foundation yang mengadakan lomba menulis. Mengikuti lomba menulis dapat memberikan evaluasi terhadap tulisan yang telah di buat.

Tentu saja, untuk menulis karya ilmiah, menulis telaah terhadap teori pembelajaran modern, ataupun pembahasan terhadap kejadian-kejadian di dunia pendidikan mutakhir, kita harus memperbanyak referensi dengan membaca literatur. Dan itu memang tidak akan terjadi dalam waktu yang singkat. Yang diperlukan adalah memulainya, dan konsisten melakukannya. Seiring perkembangan waktu, semakin banyak tulisan kita, kita akan menyadari cara membuat tulisan yang baik.

Yang pasti, dapat dikatakan, jika guru dapat menuliskan pemikirannya, berarti ia telah melakukan kajian ilmiah. Yang berarti ia telah menuju guru yang professional.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun