Mulai sekarang semuanya perlu mencari energi alternatif terbarukan yang tidak mengeluarkan gas berbahaya.
Energi matahari, energi angin, dan energi air perlu menjadi prioritas.
Pembuangan gas beracun secara cepat, efektif dan aman ke atmosfer dapat dicegah.
Pembuatan dan promosi mobil listrik dan bertenaga surya. Memaksakan pajak dan lisensi yang mewajibkan pabrik untuk mengurangi pencemaran lingkungan, Â untuk mengurangi emisi karbon.
Hemat energi listrik semaksimal mungkin, dan gunakan lampu hemat energi atau listrik seperlunya saja.
Mengurangi penggunaan kantong plastik, dan kecenderungan penggunaan kantong, kantong kertas dan kantong kain. Itu dapat kita tingkatkan dengan penuh kesadaran.
Sepenuhnya melarang penggunaan fluorochlorocarbons. Membangun tempat pembuangan sampah yang saniter, di mana sampah dibuang dengan cara yang mengurangi emisi metana.
Di Indonesia ada dua pandangan berbeda tentang emisi gas rumah kaca Indonesia.
International Wetland Conservation Union melaporkan bahwa Indonesia  menjadi penghasil emisi gas rumah kaca terbesar ketiga di dunia setelah Amerika Serikat dan China. Pemerintah Indonesia berpendapat bahwa perkiraan tersebut tidak akurat.
Namun, pada Agustus 2010, Dewan Nasional Perubahan Iklim yang diketuai oleh presiden. Susilo Bambang Yudhoyono  dan para ahli, mengakui bahwa Indonesia adalah negara dengan emisi gas rumah kaca terbesar ketiga di dunia setelah China dan Amerika Serikat.
Pemerintah waktu itu, mengambil lima langkah yang lebih murah dengan benar akan mengurangi emisi gas sebesar 1,9 miliar ton pada tahun 2030.