Mohon tunggu...
Ramid Masyutie
Ramid Masyutie Mohon Tunggu... Penulis - freelancer

Menulis ....

Selanjutnya

Tutup

Politik

Apakah Moeldoko Akan Terus Menang Meski SBY Meradang?

7 Maret 2021   08:20 Diperbarui: 7 Maret 2021   08:25 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ricuh tapi ada juga meriahnya KLB Partai Demokrat di Sibolangit , Medan Sumatera Utara.

Meriahnya para peserta pro KLB berdatangan disambut dengan tarian perang asal Nias, saat pembukaan KLB Partai Demokrat, di hotel The Hill Sibolangit, Deliserdang

Para pendukung KLB juga tak kalah garangnya .Partai Demokrat versi Moeldoko menyerang Pendukung Partai Demokrat Sumut di Desa Suka Makmur Sibolangit, Jumat 05/03/2021

Massa terlihat begitu saja saling baku hantam di areal SPBU.

Hasil KLB Partai Demokrat sesuai dengan dugaan.  KLB ini sukses mengantarkan Moeldoko sebagai Ketua Umum versi KLB Medan.

Moeldoko menerimanya dan dia langsung datang ke Medan disambut ribuan peserta KLB yang antusias.

Sah atau tidaknya KLB masih  harus diverifikasi Menkumham,  namun terpilihnya Moeldoko pastinya sudah menggoncang Partai Demokrat.

Hasil pemilihan itu juga menganulir jabatan Majelis Tinggi  Partai Demokrat dan mendemosioner AHY.

Inikah yang disebut artinya "not for sale ? "Diambil over Moeldoko,sekarang terjual atau tergadai  untuk kendaraan politik di 2024.? Tak ada yang tahu.

Moeldoko memang disebut sebut sebagai yang cukup potensial untuk bersaing di 2024 meski hasil surveynya sangat rendah.

Ada sinyalemen, para pemilih akan lebih suka calon dari militer untuk  2024 dan Moeldoko salah satunya dari militer.

SBY dan AHY sepertinya harus berjuang keras untuk membendung dan membentengi Partai Demokrat yang dipimpinnya setelah  keterpilihan Moeldoko.

SBY pantas marah, Moeldoko yang diangkatnya menjadi Panglima TNI semasa ia menjadi Presiden dan Marzukii Ali pada Jabatan Ketua DPR dari Partai Demokrat itu sekarang "menelikung"partai yang didirikannya.

SBY meradang, sampai  menyesali dan merasa bersalah penyesalan , menyesali masa lalu.

Seharusnya tidak perlu seperti itu, waktu yang terjadi tak perlu disesali berlebih lebihan . Cukup menjelaskan tanpa perlu mengungkot ungkit . Cukup publik.yang menilai bahwa Moeldoko dan Marzuki Ali telah mencederai jasa SBY.

Bukan baru kali ini bentrok atau gaduh kepengurusan partai seperti yang menimpa Demokrat ini terjadi .

Berkaca dari sejarah,

Partai Berkarya yang berdiri pada tahun  2016 lalu  juga pecah.

Dua kubu  yang dipimpin Tommy Soeharto dan lainnya lagi Muchdi PR.

Meski Tommy pendiri, Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly memilih mengesahkan Partai Berkarya yang dipimpin Muchdi PR.

Golkar dan PPP juga pernah pecah setelah Joko Widodo-Jusuf Kalla terpilih .

Golkar Aburizal Bakrie terpilih  sebagai ketua umum  dalam Musyawarah Nasional di Bali sementara Munas tandingan di kawasan Ancol, Jakarta memilih Agung Laksono.

Lagi lagi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia mengeluarkan surat keputusan yang mengesahkan Golkar kubu Agung Laksono.

Setelah berdamai, pimpinan Golkar akhirnya diambil alih oleh Setyo Novanto atau Setnov.

PPP  lain lagi, PPP DJaan Fariz  berseteru dengan PPP Romahurmizi .Dua kepengurusan dimenangkan kubu pro pemerintah, Romahurmuzy.

Kejutan mungkin terjadi, ketika partai Berkarya dimenangkan Tommy lagi setelah PTUN  membatalkan SK Menkumhan yang mengembalikan.Partai Berkarya ke Tommy.

Apakah drama ini juga akan terjadi pada Partai Demokrat pimpinan AHY dan SBY. Tidak ada yang tahu.

Demokrasi akan diuji.Siapa yang kalah dan menang, meski menurut saya Demokrat AHY dan.SBY cukup.kuat untuk.menghadapi prahara berikutnya?'***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun