SBY dan AHY sepertinya harus berjuang keras untuk membendung dan membentengi Partai Demokrat yang dipimpinnya setelah  keterpilihan Moeldoko.
SBY pantas marah, Moeldoko yang diangkatnya menjadi Panglima TNI semasa ia menjadi Presiden dan Marzukii Ali pada Jabatan Ketua DPR dari Partai Demokrat itu sekarang "menelikung"partai yang didirikannya.
SBY meradang, sampai  menyesali dan merasa bersalah penyesalan , menyesali masa lalu.
Seharusnya tidak perlu seperti itu, waktu yang terjadi tak perlu disesali berlebih lebihan . Cukup menjelaskan tanpa perlu mengungkot ungkit . Cukup publik.yang menilai bahwa Moeldoko dan Marzuki Ali telah mencederai jasa SBY.
Bukan baru kali ini bentrok atau gaduh kepengurusan partai seperti yang menimpa Demokrat ini terjadi .
Berkaca dari sejarah,
Partai Berkarya yang berdiri pada tahun  2016 lalu  juga pecah.
Dua kubu  yang dipimpin Tommy Soeharto dan lainnya lagi Muchdi PR.
Meski Tommy pendiri, Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly memilih mengesahkan Partai Berkarya yang dipimpin Muchdi PR.
Golkar dan PPP juga pernah pecah setelah Joko Widodo-Jusuf Kalla terpilih .
Golkar Aburizal Bakrie terpilih  sebagai ketua umum  dalam Musyawarah Nasional di Bali sementara Munas tandingan di kawasan Ancol, Jakarta memilih Agung Laksono.