Mohon tunggu...
Ramid Masyutie
Ramid Masyutie Mohon Tunggu... Penulis - freelancer

Menulis ....

Selanjutnya

Tutup

Politik

Agus dan Ibas Partai Demokrat ,Siapa Yang Hebat ?

17 Februari 2021   16:45 Diperbarui: 17 Februari 2021   20:28 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ucapan ini bermula dari bincang-bincang yang ditayangkan akun Akbar Faizal Uncensored di platform YouTube sebagaimana dikutip di Jakarta, Selasa (16/2/2021).

Akbar melontarkan pertanyaan soal kemampuan AHY sebagai ketua umum partai Demokrat.

Dari situ ada ucapan dan kesimpulan yang bernada "menohok"

"Mas AHY, Anda Nggak Pantas Jadi Ketum Demokrat,  yang Cocok Banget Mas Ibas. "

Begitulah kira kira kata Mantan Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Marzuki Alie dan menjadi headline sebuah situs berita warta ekonomi. co.id.

Ia menyebut nama Ibas yang saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Partai Demokrat memiliki potensi besar untuk menjadi Ketua Umum Partai Demokrat.

Membandingkan adik dan kakak yang lebih kompeten tentunya sang ayah, Susilo Bambang Yudhoyono. Ibas , memang dididik dalam politik. Karier politiknya menonjol.

Ketika kakaknya masih di militer ia sudah malang melintang di politik, di partai dan juga  di Senayan (DPR)

Sekolah luar negerinya di Rajaratnam School of International Studies, Nanyang Technological University, Singapura. Pada tahun 2007 .

Ia mengambil   gelar Master of Science in International Political Economic .

Pada tahun 2009, Ibas adalah anggota DPR dan anggota Badan Anggaran dan Komisi I DPR RI yang membidangi luar negeri, pertahanan, informasi dan komunikasi. Sebagai Sekretaris Jenderal pada era ketua Umum Anas Urbaningrum 

Sedangkan AHY mumpuni di Militer. Lulusan terbaik SMA TN, lalu terbaik pula di Akmil, malang melintang di pendidikan Luar negeri, baik pendidikan militer maupun non militer.

Bukan tanpa alasan, SBY menarik putranya itu dari karier militernya yang cemerlang  dan berhenti pada setingkat Mayor. 

SBY melihat  ada power yang lebih  pada AHY. Dalam urutan keluarga, lelaki tertua adalah urutan pertama. Selain itu, pastinya SBY melihat ada kekuatan lebih pada diri anak sulungnya itu. 

Sikapnya  itu diperlihatkannya ketika Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono menyampaikan sebuah pesan politik yang mengigit. 

Ada gerakan politik yang mengarah pada upaya pengambilalihan kepemimpinan Partai Demokrat secara paksa.

Istilah yang dipakai   "kudeta."Isu kudeta menjadi populer untuk mendapat perhatian lebih.

Mungkin juga sebagai "warning " pengambil alihan Demokrat untuk memperkuat posisi pemerintah. 

Setidak tidaknya ,agar presiden dapat mengingatkan anak buahnya .

Ucapannya itu bisa jadi membuat " gagap" pihak yang dituding. 

Moeldoko segera bereaksi, agar tidak membawa bawa nama Presiden Jokowi .

Jokowi juga sulit menanggapi dan memilih tidak membalas surat terbuka  AHY. 

Ungkapan itu secara terbuka disebuah konferensi Pers , ada Sekjen PD Teuku Riefky Harsya ,Ketua Dewan Kehormatan PD Hinca Pandjaitan, Ketua Mahkamah Partai MayJen TNI (Purn) Nachrowi Ramli.

Tuduhan mengarah Moeldoko , Johnny Allen Marbun dan Marzuki Alie dan  mantan terpidana korupsi  M Nazaruddin .

Pihak yang dituding atau merasa tertuding balik menyerang. Kursi AHY di goyang dan keabsahan kepemimpinan dipertanyakan. 

Max Sopacua  mengkritik AHY, sementara Anas Urbaningrum siap mengambil ancang ancang. 

Tentunya setelah itu AHY Konsolidasi keluar dan kedalam. Keluar ia menyambangi sesepuh pendiri partai di rumahnya. Dukungan dari DPD dan DPC juga didekatinya dan cukup solid.

Gonjang ganjing politik di partai , sebenarnya hal yang  biasa. 

Persoalannya, apakah AHY kuat.  Ia harus mampu menunjukan kepemimpinannya .

Jika berhasil, AHY juga diuji untuk tahun 2024.***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun