Sumber awal KBBI sendiri berasal dari empat sumber, yakni Kamus Indonesia oleh E. St. Harahap (1942), Kamus Modern Bahasa Indonesia oleh Sutan Mohammad Zain (1951), Kamus Umum Bahasa Indonesia oleh W.J.S Poerwadarminta (1953), dan Kamus Bahasa Indonesia oleh Pusat Bahasa (1983).
Kamus Besar Bahasa Indonesia terus menerus diperbaharui. KKBI ke V tahun 2016 telah dientry sebanyak 110.538.Pemutakhiran data terakhir tahun 2019.
Untuk pemutakhiran KBBI sendiri ada strategi yang biasanya dilakukan, mulai dari isi yang terdiri dari penambahan jumlah kosakata dan makna, kata budaya dari bahasa daerah, nama geografis, nama tokoh, nama peristiwa, singkatan, ungkapan, serta melakukan perbaikan dalam isi yang ada.
Sedangkan cara kerja KBBIÂ terdiri dari bekerja dari jarak jauh, nirkertas (paperless), waktu seketika (real time), langsung konversi ke cetak, dan metode urundaya (crowdsourcing) yang berupa usulan dari penggunan.
Tak cuma berbentuk buku saja, cara penyajian KBBI juga beragam. KBBI hadir dalam versi cetak, versi daring (28 Oktober 2016), aplikasi di Android (November 2016), iOS (Desember 2016),Â
KBBI Braille cetak , yang terdiri dari 138 jilid dan diluncurkan pada tahun 2018, dan KBBI Disnetra yakni aplikasi luring audio yang diluncurkan pada tahun 2019.
Kamus dibagi berdasarkan kategori seperti ukuran, bahasa, kamus umum, kamus khusus/bidang ilmu.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H