Mohon tunggu...
Ramid Masyutie
Ramid Masyutie Mohon Tunggu... Penulis - freelancer

Menulis ....

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Melawan Covid-19 selain Vaksin, Pemisahan Enzym Khusus dan Radiasi

29 Januari 2021   10:11 Diperbarui: 29 Januari 2021   10:19 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Alkis Konstantinidis / Reuters

Cara Baru Melawan Covid-19 selain Vaksin  sedang diteliti dan beberapa diantaranya adalah Pemisahan Enzym khusus Covid-19 pada penelitian di Texas Amerika.

Rusia juga sedang meneliti  penggunaan Radiasi sebagai salah satu cara untuk menghentikan Virus .

Tak dapat disangkal lagi, virus Corona telah mengancam dunia dan kehidupan seolah olah berhenti berjalan.

Ekonomi sangat terganggu  akibat pembatasan pergerakan, lockdown , psbb atau apapun istilahnya. 

Selain Vaksin, para ahli masih terus mencari akal  untuk mengalahkan COVID-19. Para ahli dari Vanderbilt University dan University of Texas Medical Branch mengatakan bahwa mereka telah menemukan titik lemah dari virus corona. 

Studi ini dipublikasikan di portal MedicalXpress, dan dilansir situs berita rusia, lenta.ru/news 29/01/2021

Diungkapkan oleh para ilmuwan bahwa mereka telah menemukan diantaranya genom coronavirus ternyata memiliki enzim khusus yang disebut , exoribonuclease nsp14-ExoN, yang bertanggung jawab atas evolusi virus.

Enzym  Ini adalah target penting untuk menekan dan mengurangi pandemi COVID-19, mencegah wabah virus korona baru di masa depan, kata Jennifer Gribble, salah satu penulis penelitian.

Enzim  ini mungkin akan kehilangan kemampuannya  untuk bergabung kembali dan sepenuhnya menghentikan aksinya jika kita dapat  mengembangkan obat penghambat enzim, teori para ilmuwan

Sebelumnya,  ilmuwan Rusia juga telah meneliti dan percaya bahwa radiasi dosis rendah dapat membunuh virus corona dengan tidak membahayakan manusia.

Mereka sedang mempelajari efek radiasi pada virus tersebut bersama sama dengan para ilmuwan dari Uzbekistan. Mereka juga yakin bahwa paparan radiasi dapat digunakan untuk desinfeksi.

Sebelum ini jadi kenyataan,  Kelompok Penasihat Strategis WHO (SAGE) untuk Imunisasi telah mengeluarkan rekomendasi sementara untuk penggunaan vaksin (Moderna mRNA-1273 ) untuk digunakan melawan COVID-19 pada orang berusia 18 tahun ke atas.

Petugas kesehatan yang berisiko tinggi terpapar dan lansia harus diprioritaskan untuk vaksinasi.

WHO  merekomendasikan agar semua vaksin diamati setidak tidaknya selama 15 menit setelah disuntik vaksinasi. 

Mereka yang mengalami reaksi alergi parah langsung terhadap dosis pertama sebaiknya tidak menerima dosis tambahan ( lanjutan ) 

Menjaga jarak fisik, mencuci tangan, menjaga kebersihan , menghindari keramaian, masih harus terus dilanjutkan, disamping pemakaian masker yang memenuhi syarat .

Indonesia telah mulai dengan  vaksin Sinovac yang diproduksi oleh  China. 

Indonesia rupa rupanya tidak sendirian , Turki dengan percaya diri memulai vaksin Sinovac dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan disuntik vaksin Sinovac pada tanggal 14 Januari 2021, sehari setelah otoritas kesehatan mengizinkan vaksin  itu digunakan.

Foto:Presiden Turki Tayyip Erdogan menerima suntikan vaksin Covid-19 CoronaVac buatan Sinovac di Rumah Sakit Kota Ankara di Ankara, Turki, 14 Januari 2021. [Murat Cetinmuhurdar / Kantor Pers Presiden / Handout melalui REUTERS]
Foto:Presiden Turki Tayyip Erdogan menerima suntikan vaksin Covid-19 CoronaVac buatan Sinovac di Rumah Sakit Kota Ankara di Ankara, Turki, 14 Januari 2021. [Murat Cetinmuhurdar / Kantor Pers Presiden / Handout melalui REUTERS]
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menanggalkan kaos hitam dan divaksinasi pada hari Kamis ketika negara berpenduduk 83 juta orang itu mulai meluncurkan jab Sinovac China.

Pemimpin Turki berusia 66 tahun muncul sekitar satu jam  untuk memberikan contoh yang baik. Presiden termasuk dalam 83 juta penerima vaksinasi, meski beberapa negara mengisyaratkan penggunaan vaksin usia 18 sampai dengan 59 tahun .

"Masih ada orang yang berkampanye negatif mengenai vaksinasi, tapi saya yakin akal sehat akan menang," kata Erdogan sebelum disuntik

Chili juga telah menyetujui peluncuran darurat vaksin Covid-19 yang diproduksi oleh China Sinovac untuk  orang-orang yang berusia antara 18-59 tahun.

CoronaVac adalah vaksin yang aman dan efektif melawan pandemi,” ujar Heriberto Garcia, Direktur ISP yang dikutip Reuters.

Pemerintah Brasil telah memberikan persetujuan darurat untuk dua vaksin Covid-19 yakni dari Astra Zeneca dan Sinovac pada tanggal 17 Januari 2021.

Monica Calazans, perawat berusia 54 tahun di Sao Paulo menjadi orang pertama yang disuntik vaksin di Brasil dengan suntikan CoronaVac.***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun