Â
2. Gejala infeksi virus Zika umumnya ringan
Berdasarkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), delapan puluh persen orang yang terinfeksi tidak menandakan gejala. Gejala orang yg terinfeksi virus zika umumnya berupa demam serta ruam; juga ada rasa nyeri pada otot dan  sendi, sakit kepala, rasa nyeri pada belakang mata, dan  konjungtivitis (gatal, mata merah). Para pakar kesehatan kantor Regional WHO pada Amerika mencatat bahwa gejala tadi umumnya berlangsung selama dua-7 hari. Tidak terdapat pengobatan yang efektif yang tersedia buat infeksi Zika, tapi demam atau rasa sakitnya bisa diredakan menggunakan obat.
Â
3. Bayi yang belum lahir adalah yang paling berisiko terkena virus Zika
Waktu ibu hamil terinfeksi Zika, bayi yg dikandungnya beresiko terkena virus ini, kata Hotez. "Kami mendapati waktu penyakit ini menyerang wanita yang sedang hamil, hal itu membuat impak mengerikan, microcephaly," katanya. Microcephaly dapat menyebabkan keterbelakangan mental, dan  keterlambatan bicara, gerakan, serta pertumbuhan, berdasarkan Clinic Mayo.
Â
4. Tak terdapat vaksin untuk mencegah virus Zika
"Pengembangan vaksin Zika diharapkan lebih cepat terselesaikan," istilah Hotez. "aku  pikir dunia terkejut menggunakan infeksi kongenital. Sekarang akan terdapat banyak perhatian pada pengembangan vaksin bagi wanita yg sedang mengalami masa reproduksi, mirip vaksin rubella [untuk mencegah cacat lahir]". Vaksinasi Rubella sekarang wajib bagi anak-anak dan  dianjurkan buat orang dewasa, hal ini membantu mencegah keguguran pada wanita hamil, serta penyakit  jantung, kebutaan, dan  gangguan indera pendengaran di bayi baru lahir.
Â
5. Zika dimulai dari Afrika dan  lalu menyebar dengan cepat
Virus ini, awalnya bernama ZIKV, yang pertama kali ditemukan di tahun 1947 pada kera rhesus di hutan Zika pada Uganda. Para peneliti menemukan bahwa virus Zika hayati di pada nyamuk, dan  mereka mempelajari melalui eksperimen bahwa virus itu juga mampu menginfeksi tikus.
Di tahun 1951-1981 dilaporkan bahwa wabah melanda seluruh Afrika serta Asia, dan  di tahun 2007 pada Polinesia, 73 % penduduknya terinfeksi. Akan tetapi semenjak perkara pertama yang ditemukan di Amerika Latin pada tahun 2014, virus menyebar dengan cepat.
Â