Gerimis masih sama, dingin. Gelap masih berkubang pada malam yang menyendiri. Dea ingin menyulam rintik hujan menjadi hiasan di kenangan, hingga musim di ujung tahun ini tak terlalu buruk untuk diingat.
"Jangan lupakan aku...!"
Yang tersisa pada Dea kini hanya senyum, itu pun harus dia habiskan untuk Ken malam ini. Entah apa lagi yang ia punya setelah kaki-kakinya membawa tubuhnya berbasah-basah. "Asal kau janji untuk tak lagi mengingatku!"
Gadis itu bernama Dea. Dalam gerimis dia kemudian menangis.
*****
Terima kasih Dea, untuk kalimatnya yang inspiratif...
Bandung, 7 Desember 2010
*gambar diambil dari www.rosanakmami.blogspot.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H