Mohon tunggu...
Ramdhani Nur
Ramdhani Nur Mohon Tunggu... karyawan swasta -

lebih sering termenung daripada menulis...

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bukan Dhanisa (100 kata)

4 Februari 2011   14:26 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:54 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

"Aku ganti bonekanya dan semua biaya yang kau habiskan hingga kau sampai disini."

"Jangan lakukan ini, Aris! Aku mohon!"

"Ini juga sebagai peringatan buatmu untuk tak melakukan hal seperti ini lagi di setiap ulang tahunnya."

"Please, tolong hargai perasanku!"

"Sudahlah Maria, pulanglah! Jangan bicarakan lagi tentang perasaan, karena aku juga akan bertanya hal yang sama atas apa yang kau lakukan sepuluh tahun lalu."

"Ya, dan selama itu juga kau menghukumku...tidakkah itu cukup?"

"Tak kan pernah! Ini, ambil dan pergilah!"

"Aris, kumohon biarkan aku menemuinya! Bagaimanapun Dhanisa anakku juga."

"Dengar! Namanya Annisa kini! Dan ibunya sudah mati!"

Brak! Pintu dibanting. Senyap berganti tangis.

***

Cirebon, 4 Pebruari 2011
Cepek yang dipaksa :D

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun