Mohon tunggu...
Ramdhani Nur
Ramdhani Nur Mohon Tunggu... karyawan swasta -

lebih sering termenung daripada menulis...

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bukan Dhanisa #2 (100 Kata)

5 Februari 2011   01:25 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:53 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Katakan, apa yang mesti kuperbuat agar aku bisa bertemu Dhanisa?"

"Tak ada!"

"Kau bisa melakukan apa saja padaku setelah kau ijinkan aku bertemu dengannya. Silakan membunuhku jika itu yang kau pikirkan!"

"Tak perlu! Kau telah lama mati bagiku dan terutama bagi Annisa."

"Kau tahu? Itu jauh lebih menyiksa dari pada kematian."

"Kau yang membuat pilihan itu."

"Aku telah beribu kali meminta maaf, dan aku terus menawarkamu cara maaf lain padamu, tidakkah itu berarti?"

"Tidak! Aku tak pernah punya maaf untuk ketidaksetiaan!"

"Kumohon, aku cuma ingin menemuinya..."

"Lupakanlah...! Biarkan dia kini bahagia dengan hari pernikahannya."

Percakapan usai. Hening meninggalkan kosong yang dingin.

***

Cirebon, 5 Pebruari 2011
Aris semakin kejam!

cerita sebelumnya Bukan Dhanisa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun