Mohon tunggu...
Ramdhani Nur
Ramdhani Nur Mohon Tunggu... karyawan swasta -

lebih sering termenung daripada menulis...

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Malam kedua (100 Kata)

2 Februari 2011   14:20 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:57 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Mau pulang juga?" "Iya, Bu! Tanti besok mesti sekolah, Gilang sudah sejak sore tadi merengek minta pulang." Ibu menghela napas. Pasrah tangannya dijulurkan, diciumi anak menantu dan cucunya bergantian. "Besok sore kami kemari lagi kok, Bu." Hening saja, tak ada yang bisa lagi diperbuatnya. Ibu membiarkan pintu rumahnya dilewati tamu-tamu terakhirnya menjauh dan hilang. Seperti hatinya rumah ini kembali senyap. Hanya menyisakan piring-piring dan gelas kotor di atas tikar. Siap diangkut dan dicuci Popon, pembantunya menuju dapur. Tak seperti kemarin, malam ini tergambar benar kesepian di rumah ini. Padahal ini baru tahlilan malam kedua atas meninggalnya suami yang sangat dicintanya. **** Cirebon, 2 Pebruari 2011 Pas 100 kata! For all lonely mom in the world *Sumber gambar http://healthrundown.com/category/senior-living-and-care/nursing-homes/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun