Diselenggarakannya Assesment Nasional (AN) sebagai pengganti Ujian Nasional (UN) disambut baik oleh sekolah. Evaluasi mutu pendidikan dalam bentuk Assesment Kompetensi Minimum (AKM) serta Survey Karakter tersebut diharapkan mampu "memotret" kondisi sekolah secara objektif.Â
Selain itu tidak diposisikannya AN sebagai syarat kelulusan secara tidak langsung memberikan keleluasaan kepada guru serta pihak sekolah untuk melalukan penilaian sesuai dengan kondisi peserta didik serta sarana dan prasarana yang dimiliki oleh sekolah. Dalam pelaksanaannya, evaluasi pengganti UN tersebut dilaksanakan secara daring sehingga disebut dengan Assesment Nasional Berbasis Komputer (ANBK).
Demikian halnya dengan SDIT 'Alamy yang sukses menyelenggarakan ANBK pada tanggal 15 -- 16 November 2021 lalu. Kegiatan yang diikuti oleh peserta didik kelas V tersebut berjalan dengan lancar dan tanpa kendala yang berarti. Hal ini dikarenakan SDIT 'Alamy memiliki sarana dan prasarana yang memadai untuk melaksanakan kegiatan ANBK secara mandiri. Jumlah perangkat yang dimiliki sudah sesuai dengan kebutuhan peserta. Selain itu jaringan internet berkualitas yang dimiliki oleh sekolah juga menjadi faktor yang menentukan kesuksesan penyelenggaraan evaluasi tahunan tersebut.
Adapun materi yang diujikan dalam ANBK terdiri dari soal -- soal literasi dan numerasi. Untuk dapat menjawab seluruh pertanyaan dengan benar, dibutuhkan ketelitian dari peserta didik dalam membaca soal. Soal -- soal yang diujikan tersebut dikemas dalam bentuk narasi yang cukup panjang sehingga menuntut daya baca yang sangat kuat. Artinya, untuk dapat menjawab soal -- soal ANBK dengan baik, setiap peserta didik memang sebaiknya dibiasakan untuk membaca buku sejak jauh -- jauh hari. Dengan kata lain, kemampuan guru dalam menanamkan minat baca kepada anak -- anak didiknya akan berpengaruh terhadap kemampuan anak didiknya dalam menyelesaikan soal -- soal ANBK.
Ramdan Hamdani, S.Pd selaku Kepala Sekolah SDIT 'Alamy menyampaikan, dengan diselenggarakannya ANBK tersebut diharapkan mampu mendorong para guru untuk menciptakan budaya literasi di kalangan peserta didik. Aktivitas membaca, menulis serta berdiskusi sudah selayaknya menjadi budaya yang melekat pada diri guru serta anak -- anak didiknya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H