Mohon tunggu...
Ramdan Hamdani
Ramdan Hamdani Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan dan Penulis

Founder Wahana Edu Training and Consulting

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Strategis Pembina Asrama

1 November 2021   09:52 Diperbarui: 1 November 2021   10:01 2983
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Menitipkan anak di sekolah asrama (boarding school) menjadi pilihan sebagian orangtua masa kini. Adapun pembentukan karakter yang dianggap lebih maksimal menjadi alasan bagi mereka untuk menjadikan sekolah asrama sebagai rumah kedua bagi anak -- anaknya.

Rutinitas yang dilaksanakan selama anak berada di lingkungan sekolah tersebut dipandang mampu membentuk anak menjadi pribadi -- pribadi yang mandiri dan berkarakter. 

Selain itu dengan menyekolahkan anak di sekolah asrama, orangtua tidak perlu khawatir dengan berbagai gangguan yang berpotensi merusak proses tumbuh kembang anak. Pergaulan bebas serta penggunaan telepon pintar (smart phone) yang tidak terkendali merupakan sebagian contoh dari gangguan yang dimaksud.

Salah satu pihak yang berperan penting dalam proses pembentukan karakter anak di sekolah asrama adalah pembina / wali asrama. Pembina asrama berperan sebagai orangtua kedua bagi anak selama mereka berada di lingkungan asrama. 

Berbeda dengan guru yang hanya bertugas saat jam pelajaran berlangsung, pembina asrama berkewajiban mendampingi anak sejak sebelum adzan shubuh berkumandang sampai mereka kembali tidur. Pembina asrama bertanggungjawab atas terlaksananya seluruh kegiatan rutin yang dilakukan oleh anak setiap harinya. Kesehatan fisik dan mental anak yang dibinanya juga menjadi bagian penting dari tugasnya sebagai orangtua kedua bagi anak.

Dalam hal pembentukan karakter anak, pembina asrama bertugas untuk menanamkan nilai -- nilai positif kepada anak -- anak didiknya. Memastikan anak melaksanakan shalat lima waktu secara berjamaah serta membaca dan menghafal Al-Qur'an setiap harinya adalah tanggungjawab dari pembina asrama. Selain itu nilai -- nilai kemandirian, gotong royong serta sikap saling menghargai satu sama lain merupakan nilai yang perlu dikembangkan di lingkungan asrama. Untuk itu seorang pembina asrama perlu memahami karakter dari masing -- masing anak didiknya. Perbedaan asal daerah serta latar belakang ekonomi dan sosial orangtua tentunya berpengaruh terhadap karakter yang dimiliki masing -- masing anak.

Adapun ilmu yang berkaitan dengan pedagogik serta psikologi pendidikan menjadi modal dasar bagi seorang pembina asrama dalam menjalankan tugas -- tugasnya. Berbagai macam permasalahan menyangkut anak biasa kita temukan dalam kehidupan asrama. Anak yang tidak siap untuk hidup dan belajar bersama di sekolah asrama biasanya sering membuat masalah agar mereka dikeluarkan oleh sekolah. Dalam hal ini seorang pembina asrama berperan penting dalam memberikan semangat dan dukungan kepada anak. Ia harus mampu menjadi pendengar sekaligus penasihat yang baik bagi anak -- anaknya.

Selain memiliki bekal pedagogik dan pengetahuan yang berkaitan dengan psikologi perkembangan anak, seorang Pembina asrama juga haruslah mampu memposisikan dirinya sebagai teladan arau role model bagi anak -- anak yang dibinanya. Kepribadian seorang Pembina asrama akan sangat mempengaruhi pembentukan karakter anak. 

Saat Pembina asrama mendidik anak -- anaknya dengan penuh kasih sayang, rasa menghargai serta mampu memberikan rasa aman, maka anak pun akan tumbuh menjadi pribadi yang senantiasa menyayangi dan menghormati orang -- orang yang ada di sekitarnya. Sebaliknya, ketika seorang Pembina asrama selalu mengedepankan hukuman bagi anak -- anak yang dianggap bermasalah, tidak mustahil anak pun akan melakukan hal serupa kepada orang lain.

Besarnya tanggungjawab yang diemban oleh para pembina asrama nyatanya belum didukung oleh sistem pendidikan yang ada. Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) yang ada di Indonesia belum mampu mengakomodir kebutuhan sekolah -- sekolah asrama akan hadirnya para pembina asrama yang memiliki kualifikasi sesuai kebutuhan. Padahal, jumlah sekolah asrama di Indonesia semakin hari kian bertambah banyak. Hal tersebut terjadi seiring kian tingginya kepercayaan masyarakat kepada sekolah -- sekolah asrama. Sekolah tersebut dinilai sebagai tempat yang ideal untuk membentuk karakter anak. Hal ini patut dimaklumi mengingat banyaknya potensi gangguan yang mengancam masa depan anak saat orangtua tidak mampu membimbing anak -- anaknya ketika mereka berada di rumah.

Menyikapi kondisi semacam ini, melaksanakan program peningkatan kompetensi secara berkala bagi para pembina asrama menjadi sebuah keniscayaan. Para pengelola sekolah asrama hendaknya terus meningkatkan kompetensi profesional serta spiritual para pembina asramanya. Berbagai kegiatan pelatihan, seminar, sampai dengan pembinaan keagamaan sebaiknya dilaksanakan secara rutin. Berbagai upaya tersebut tentunya akan mampu meningkatkan kinerja para pembina asrama sekaligus akan mampu menjauhkan mereka dari berbagai macam potensi penyimpangan.

Adapun LPTK hendaknya peka terhadap perkembangan di dunia pendidikan. Bermunculannya sekolah -- sekolah asrama pada berbagai jenjang seyogyanya dipandang sebagai tantangan sekaligus peluang untuk melahirkan generasi unggul dan berkarakter. Dalam hal ini membuka jurusan atau program studi pembina / wali asrama dapat menjadi salah satu ikhtiar dalam upaya mencetak para pembina asrama yang berkualitas dan berdedikasi tinggi. Pentingnya peran para pembina di asrama dalam mendidik tunas -- tunas bangsa tentunya perlu didukung oleh bekal yang memadai. Dengan begitu, sekolah asrama pun akan mampu mencetak pribadi -- pribadi yang memiliki daya saing tinggi dan berintegritas. (Dimuat di Koran Pasundan Ekspres Edisi 1 November 2021)

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun