Meskipun rumah kompos ini sudah bagus dalam pengelolaannya dengan menggunakan sistem Bank Sampah, permasalahan muncul dalam segi pengololaan sampah reduce, mereka masih membakar sampah yang tidak bisa dimanfaatkan yang menyebabkan tingkat H2O di lingkungan TPA menjadi besar.
 Sementara ini belum ada solusi yang benar-benar tidak merugikan lingkungan sekitar. Dan permasalahan kedua dalam pengelolaan Kompos, bak kompos yang selama 2 tahun ini sudah dijalankan, pada tahun 2019 diberhentikan karena penutup bak kompos yang beratapkan terpal sudah rusak, dan sampai saat ini bantuan dari desa belum turun, minimal atap pembuatan kompos ini dibuat semi permanen.
Dengan adanya perintis untuk peduli Alam seperti pak Asep, Â harapannya bisa membuat orang orang tergerak, Â dan bisa mengikuti jejak pak Asep. Â Dan bisa memunculkan Rumah Kompos-Rumah Kompos Lainnya. Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H