Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum.wr.wb
Nama:Muhammad Ramdani
NIM Â :202110230311043
REFLEKSI BUKU ''PENDIDIKAN KAUM TERTINDAS''
Didalam Buku yang telah saya baca yaitu Buku Pendidikan Kaum Tertindas mungkin saya mendapatkan banyak hal dan pengalaman yang pernah ada, menurut Paulo freire untuk mengetahui segala hal tentang pendididikan yang bebas adalah kehidupan manusia yang mengarahkan kesosialan,Â
dan sedangkan dalam pendidikan islam bukan hanya bersangkutan dengan masalah sosial tetapi mengarahkan how make freedom of thought dan mandiri dengan demokratis tanpa ada nya masalah apa pun dengan itu bisa mengarah dengan anti nya penindasan,dan pengalaman saya waktu masih di pesantren contoh penindasan dan no penindasan berikut
Untuk penindasan seperti di saat kita masih jadi anggota,nah di dalam kamar itu setiap anggota di jaga oleh nama nya mudabbir atau bisa di sebut seorang penjaga kamar itu,nah waktu itu saat saya masih anggota kita itu seperti di tindas kaya di suruh mengambil nasi kalau dapat hukuman,dan hukuman nya pun bukan main,seperti di pukul di bagian mana pun,Â
nah sedang kan yang tidak ada penindasan seperti waktu kami jadi oppm atau bisa di sebut dengan Organisasi Pelajar Pondok Modern nah di sana kami mulai merobak 80% peraturan supaya tidak menyusah para anggota yang di tindas oleh kk mudabbir nya
Pada saat saya baca buku ini saat Paulo freire di saat orangtua nya Paulo jatuh miskin itu saya ingat cerita dari murobbi saya tentang rezeki seperti murabbi saya itu orangtua beliau ini termasuk orang yang bisa di bilang finansial nya itu jauh dari orang yang lain,tapi ibu beliau itu selalu berusaha walaupun dulu dianggap paling kaya di desa nya karna ada sesuatu hal yang membuat oratua beliau itu jatuh,
dari situ murabbi saya itu mulai berpikir tentang ke ilmuan nah dari apa permasalahan terkadang kita itu bisa memuncul suatu ide,kaya murabbi saya itu ide dia hanya ingin berjualan barang pecah belah dan dia berpikiran untuk membantu orangtua nya dengan membangun sebuah pondok pesantren dan akhir dia bisa membanguun dua pondok pesantren