Mohon tunggu...
Ramdan Febrian
Ramdan Febrian Mohon Tunggu... Jurnalis - Buruh tulis

Penulis dan penerjemah. Fokus di bidang sosial dan sains.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Lockdown Babak Ketiga Inggris, Lebih Ketat dari Sebelumnya

5 Januari 2021   11:01 Diperbarui: 5 Januari 2021   11:16 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson Senin kemarin mengumumkan negaranya akan menetapkan kuncitara selama enam minggu. Musababnya, penyebaran varian baru COVID-19 yang sangat menular mengancam untuk membanjiri layanan kesehatan nasional Inggris. Ini merupakan ketiga kalinya Inggris menerapkan lockdown nasional, dan kebijakan kali ini dibuat lebih ketat.

"Kami sekarang memiliki varian baru dari virus, dan itu membuat frustasi sekaligus mengkhawatirkan melihat kecepatan penyebaran varian baru," kata PM Johnson dalam pidato nasional. "Di Inggris, kami harus melakukan penguncian nasional yang cukup tangguh untuk menahan varian ini," ujarnya.

Ini ketiga kalinya Inggris menetapkan penguncian wilayah secara nasional sejak awal Maret, saat awal dimulainya pandemi COVID-19. Setelah itu Inggris kembali menetapkan kuncitara selama empat minggu pada November untuk memutus penyebaran virus yang berasal dari Wuhan China tersebut.

Di bawah kuncitara babak ketiga ini, warga Inggris diberi mandat untuk tinggal di rumah sampai pertengahan Februari. Yang mendapat pengecualian, adalah mereka yang keluar untuk berolahraga, urusan kesehatan, berbelanja kebutuhan dan menghindari kekerasan dalam rumah tangga.

Sementara bagi para pelajar, semua sekolah dan perguruan tinggi akan ditutup dan pembelajaran sepenuhnya akan beralih ke metode jarak jauh. Hal ini berbeda dengan kuncitara babak kedua yang sebagian masih diperbolehkan melakukan pembelajaran campuran.

Para Kepala Petugas Medis Inggris membuat pernyataan  sikap Senin kemarin untuk mendesak PM Johnson agar memindahkan tingkat peringatan COVID-19 Inggris dari level 4 ke level 5. Artinya, ancaman terhadap sistem rumah sakit yang akan kewalahan dalam 21 hari ke depan.

Kebijakan pembatasan nasional ini datang ketika lebih dari 1 juta orang di Inggris telah menerima dosis pertama vaksin COVID-19. Inggris adalah negara pertama yang pertama kali menjalankan vaksinasi dari Pfizer dan AstraZeneca-Oxford untuk penggunaan darurat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun