Mohon tunggu...
Ramdan Febrian
Ramdan Febrian Mohon Tunggu... Jurnalis - Buruh tulis

Penulis dan penerjemah. Fokus di bidang sosial dan sains.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Senjakala Pohon Tertua di Afrika, Baby Baobab

16 Juni 2018   20:50 Diperbarui: 16 Juni 2018   21:21 1097
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di Provinsi Limpopo Afrika Selatan, terdapat salah satu pohon terbesar, tertua, dan teraneh di dunia, bernama Baobab. Saking besarnya beberapa orang di daerah tersebut membangun sebuah pub di dalam rongga batang baobab masih hidup yang berumur seribu tahun. 

Pohon tersebut berukuran lebih dari 150 kaki dan dapat menutup dua rongga yang saling berhubungan sehingga dapat digunakan sebagai "tembok" untuk membangun pub. Selama dua dekade, pub yang diberi nama baobab Sunland telah menarik wisatawan yang ingin melihat keunikan pohon yang bernama latin Adansonia digitata ini. 

Namun sayangnya pada Agustus 2016, seperti dirangkum dari nationalgeographic.com, salah satu batang monster yang telah membentuk dinding bagian dalam mulai retak dan roboh. Delapan bulan kemudian, bongkahan besar lainnya dari batang tersebut terguling (11/6), lima batang raksasa Sunland telah runtuh dan mati. Saat ini hanya tersisa setengah dari jumlah pohon sejenis yang masih hidup.

Pohon Abadi

Pohon tua yang tumbuh di daratan Afrika yang beberapa berusia hampir 2000 tahun itu rata-rata memiliki diameter mencapai 20 meter. Saat daunnya berguguran, tumbuhan aneh ini terlihat seperti ditanam terbalik, karena bagian atas Baobab yang daunnya telah gugur lebih menyerupai akar, karenanya pohon ini juga dinimai pohon 'upside down'. 

Salah satu pohon tertua didunia ini, seperti dirangkum dari situs resmi Taman Nasional Kruger Afrika, krugerpark.co.za, pohon ini dapat hidup hingga 3000 tahun. Oleh karena itu, tidak aneh kalau pohon ini dapat tumbuh dengan ukuran raksaksa karena terus bertambahnya karbon seiring bertambahnya usia pohon tersebut. 

Baobab sangat sulit dibunuh, mereka bisa dibakar, atau dilucuti kulitnya, dan mereka akan membentuk kulit kayu baru dan terus tumbuh. Ketika mereka mati, mereka hanya membusuk dari dalam dan tiba-tiba runtuh, meninggalkan tumpukan serat, yang membuat banyak orang berpikir bahwa mereka tidak mati sama sekali, tetapi menghilang begitu saja.

Oleh karena itu saat ini ilmuwan masih menyelidiki apa sebenyarnya yang dapat menyebabkan pohon "tahan banting" ini mulai renta. 

Perubahan Iklim

Menurut penelitian ilmuwan, seperti dilansir dari independent.co.uk, perubahan iklim menjadi dugaan sementara penyebab matinya pohon yang menjadi salah satu ikon negara benua hitam ini. Profesor bidang anorganik dan radiokemistri dari Rumania, Adrian Patrut, dan rekan-rekannya yang telah menggunakan radiokarbon untuk menganalisis lebih dari 60 pohon baobab terbesar dan tertua di Afrika untuk mengetahui bagaimana pohon-pohon tersebut dapat tumbuh besar. 

Dari penelitian tersebut, mereka menemukan bahwa sejak tahun 2005, sembilan dari 13 pohon tertua itu, dan lima dari enam baobab terbesar telah mati atau bagian tertua dari pohon tersebut runtuh. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun