Mohon tunggu...
Ahmad Ramdhan Muzakkiy
Ahmad Ramdhan Muzakkiy Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

I watch movies, (sometimes) read books and sleep, and (like to) travel (more)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jakarta, Kota “Mati” untuk Pejalan Kaki

14 Desember 2013   16:22 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:56 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berdasarkan data yang diperoleh dari survey tahun 2010 dari situs http://walkabilityasia.org/2012/07/23/1286/ternyata kondisi pedestrian di Jakarta masuk dalam kategori merah yaitu not walkable atau tidak layak untuk dilewati. Jakarta pun mendapatkan rating 48/100 dibawah Ho Chi Minh City (59/100), Metro Manila (67/100) yang sudah masuk dalam kategori waiting to walk, dan Hong Kong (71/100) yang sudah highly walkable atau sudah layak untuk di lewati/digunakan bagi pejalan kaki.

Yang perlu dicermati dan dibenahi bagi kota ini ialah rendahnya fasilitas pedestrian yang ‘hanya’ mendapatkan rating 36/100, kemudian masih minimnya blind path khusus penyandang disabilitas dan juga penghalang di trotoar yang masing-masing mendapat rating 32/100 & 33/100, keamanan bagi pejalan kaki yang mendapatkan rating ‘terendah’ yaitu 44/100, dan yang terakhir ialah motorist behavior yang mendapatkan rating 41/100.

Kurangnya perhatian tehadap fasilitas pedestrian di Jakarta ini bukan tanpa sebab. Masih jarangnya pengguna pedestrian di kota ini merupakan salah satu penyebabnya. Seperti penelitian yang telah dilakukan oleh Pelangi environmental organization yang kami kutip dari harian TheJakartaPost menunjukan bahwa lebih dari 65 persen pedestrian di Jakarta tidak digunakan.

Padahal, sebagai salah satu kota megapolitan di dunia sudah seharusnya Jakarta memiliki fasilitas-fasilitas seperti kota megapolitan lainnya. Salah satunya ialah pedestrian yang lapang dan lebar sehingga memanjakan para pejalan kaki yang melewatinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun