Hallo teman, apa kabar ? kamu harus tau jika aku tak pernah serindu ini denganmu aku juga belum pernah berharap setinggi ini kepada seseorang. Aku bingung dengan apa yang ada dipikiranku hingga bisa terbang menjulang tanpa arah dan tujuan, potretmu yang masih ku simpan dalam bingkai kenangan dan emotion yang masih terususun rapi dalam pesan singkat tempo dulu. Aku minta maaf mungkin karena ketidak-sempurnaanku menyebabkan kau pergi meninggalkanku.
Hari demi bulan sudah berganti, ditemani tetes embun aku mengais rindu yang memaksaku menimba kenangan, aku terdampar dalam hembus kasih yang melihatkan sosokmu masih nyata disampingku dengan menjelma menjadi selir dihati. Seharusnya ini adalah masa yang harusnya sudah aku lupakan, tolong bantu aku untuk sadar untuk tau bahwa aku sedang ada didalam sebuah permainan.
Tolong jangan cabik aku dengan rindu, jika bagimu aku adalah angin semu maka biarkan aku berhembus bebas tanpa diikuti kenangan yang masih menyeret puing kasih.
Nyatanya derai luka masih terlihat jelas, ketika tumpahan rasa masih bercucuran maka dengan begitu jangan ajari aku tentang cara melupakan, biarkan aku dengan caraku melangkah sendiri ditemani sisa kenangan untuk menentukan arah dan tujuan.
Aku tak bermaksud mengusik keberadaanmu, namun setidaknya kamu pernah menjadi milikku dan kita pernah tertawa bersama walau hanya melalui fatamorgana. Kini inginku adalah aku berlari dari hipnotis rindu yang selalu menghilangkan kesadaran jiwa dan anganku. Dan tolong ajarai aku untuk lelah merindukanmu dibawah gelap.
Pertemuan singkat yang berjalan cepat ini semoga menjadi pelajaran bagi kita berdua bagaimana cara saling menghargai setiap kenangan yang pernah ada, cara membingkai mimpi yang hampir dicapai bersama dan merancang doa-doa yang masih bisa aku panjatkan dalam sujud harapku.
Andai saja aku bisa, aku hanya ingin sebentar bertemu untuk mengucap denting rima perpisahan, bahkan kini banyak sajak yang telah aku buat yang pada saatnya nanti akan aku syairkan untukmu.
Tolong jangan bohongi hatimu sendiri, terima saja masa lalu ini karena bagaimanapun kamu pernah tersenyum dalam mengarunginya. Percaya saja ini adalah pelajaran tentang kebahagiaan. Ini bukan caraku untuk mengemis asa, ini juga bukan caraku untuk melupa, Namun ini pesan yang penuh harap dan pinta untuk jangan melebur kenangan begitu saja.
Lihat, aku masih bisa berdiri sendiri, walau harus terpincang melihat asa yang perlahan menguap dimakan waktu.
Hingga aku akan tersadar bahwa pertemuan kita adalah rencanya dari yang maha kasih.
Jika cinta memang tak harus memiliki biarkan aku tetap berada dibawah keyakinan Tuhanku, jika memang kita tercipta sama maka tak peduli seberapa dalam samudera dan betapa hebatnya angkasa pada saatnya nanti akan bertemu juga. Kini bahagiamu disana akan menjadi cermin kebahagiaanku juga. Terima kasih maha cinta yang kau lukis sungguh indah hingga buatku susah lupa.
Ditemani asa, melewati harap dan kasih, rindu hangat dariku penyair bisu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H