Mohon tunggu...
RamaTamin
RamaTamin Mohon Tunggu... Freelancer - Sahabat Diskusi Solusi Manajemen Toko Moderen

Manusia pembelajar apa yang dicintainya, yakni bisnis ritel moderen.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Jangan Sampai Anda Masuk "Opname" karena Stock Opname (Bag 1)

25 Januari 2024   11:45 Diperbarui: 25 Januari 2024   12:01 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Instalasi rawat inap atau masyarakat biasa mengenalnya dengan istilah opname, sudah menunggu Anda dengan sabar. Pertanyaannya, apakah Anda rela untuk menginap disana? Tentu jawabannya pasti tidak! Tetaplah sehat, pikiran jernih dan tentunya selalu dekat dengan Tuhan YME agar selalu kuat dalam menghadapi lika liku bisnis ritel dengan segala keunikan dan hal hal mendetail lainnya.

Kami selalu berdoa kita semua selalu dalam keadaan prima dengan tetap on fire dalam menikmati cerita demi cerita ruang lingkup bisnis yang kita cintai ini. Khususnya dalam menjaga akurasi stok barang dagangan Anda melalui implementasi stock opname atau SO. Pekerjaan administratif yang bagi sebagian owner menjadi aktifitas yang membosankan tapi salah salah dalam memaknai apalagi menganggap remeh maka Anda bisa dipukul KO oleh SO. Dan jangan sampai Anda masuk opname karena stock opname.

Kenapa SO perlu ada? Padahal disaat awal awal setting toko, akurasi barang masuk sangat diperhatikan dengan relatif baik. Yap, urgensi dari SO tentu sebagai aktifitas kontrol dari perputaran barang dagangan itu sendiri. Nah dari sini kita bisa melihat bahwa SO idealnya dilakukan pada saat sudah terjadinya perputaran barang masuk dan keluar, sebagai aktifitas controlling, SO tentunya wajib adanya analisa dan menyatu dengan pelaksanaan aksi pencegahan dan maintenance selanjutnya agar stok bisa terjaga dengan baik akurasinya.

Penyebab Terjadinya Selisih Stok

Bayangkan! dalam praktek pelayanan dan penjualan akan menjadi sangat mengganggu, pada saat pelanggan Anda membutuhkan produk yang diinginkannya, dengan kuantiti yang relatif besar. Lalu data yang tersaji sangat tidak valid. Mengecewakan! Memalukan! Ini dampak negatif yang pasti terjadi. Jika mental tidak kuat, sudah tentu bukan stok yang di-opname tapi Anda sendiri yang masuk opname. Sudah jatuh tertimpa tangga. Sudah ada potensi kerugian karena hilangnya investasi lalu tertimpa dengan potensi hilangnya pelanggan Anda.

Pada rutinitasnya, setidaknya human eror serta kecurangan menjadi penyebab utama terjadinya selisih stok itu sendiri.

Perilaku human eror umumnya terjadi di beberapa proses. Pertama sudah salah hitung dan input dalam proses receivingnya. Kedua, salah dalam penempelan atau input barcode, karena beberapa kasus yang pernah kami temui dikarenakan kurang teliti dalam deskripsi produk itu sendiri. Ketiga, ceroboh dalam proses handling dan penyimpanannya, yang mengakibatkan terjadinya penyusutan bahkan barang menjadi rusak sehingga tidak layak jual. Keempat, lemah dalam pengawasan barang keluar baik karena penjualan pun dalam proses pindah barang. Kelima, kurang pengawasan di dalam toko itu sendiri.

Perihal karena kecurangan tentu pelakunya adalah dari internal sendiri. Beberapa department yang berpotensi melakukan kecurangan antara lain merchandise, warehouse, dan juga tim operasional yang berada di dalam toko. Ini murni perilaku yang disengaja. Kecurangan sistematik dan bergerombol makin menjadikan semua makin rumit. Kecenderungan hal ini, menjadikan proses SO rutinan hanya sia sia belaka. Baiknya sebelum proses SO ada, lakukan pekerjaan penunjangnya agar pelaksanaan SO menjadi lebih mudah, cepat dengan akurasi terbaik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun