Hai sobat Kompasiana! Ini adalah pertama kalinya saya menuliskan artikel di laman website ini, dan pada artikel pertama saya ini saya akan mengajak sobat Kompasiana untuk membahas teori relativitas umum yang dikemukakan oleh ilmuwan fisikawan terkenal pada abad ke-20 yaitu, Albert Einstein pada 1915.
Albert Einstein seorang ilmuwan fisikawan terkenal pada abad ke-20, yang pemikirannya sangat revolusioner dan berkontribusi besar dalam perkembangan hukum gravitasi yang dirumuskan ilmuwan fisikawan Sir Issac Newton.
Teori relativitas menyatakan bahwa ruang-waktu itu tidaklah mutlak melainkan relatif, fleksibel dan dinamis. Berbeda dengan Newton yang mengatakan ruang dan waktu adalah mutlak.
Teori relativitas dibagi menjadi dua yaitu, teori relativitas khusus dan relativitas umum.Â
Namun, dalam artikel ini kita akan membahas teori relativitas umum.
Sebenarnya apa sih teori relativitas umum?
Singkatnya, relativitas umum membahas gravitasi dan ruang-waktu.
Mungkin dari kita semua selama ini memahami gravitasi itu sebagai gaya, seperti yang dirumuskan oleh Newton yang menyatakan gravitasi adalah gaya tarik antar benda yang bergantung pada massa dan jaraknya. Dikarenakan massa Bumi lebih besar dibandingkan dengan massa benda lain yang ada di permukaan Bumi, maka gaya tarik benda lain kalah dengan gaya tarik Bumi.
Lalu, jika gravitasi itu bukan gaya apa yang menyebabkan semua benda jatuh ke permukaan tanah?
Jawabannya, gravitasi muncul sebagai konsekuensi akibat dari kelengkungan ruang-waktu, di mana ruang dan waktu melengkung yang disebabkan oleh besaran massa dan energi dari suatu benda atau objek massif.
Mulanya, ruang-waktu itu datar, ketika massa dan energi objek massif hadir disana mengakibatkan ruang-waktu menjadi melengkung atau meregang. Jadi, objek apapun yang melewatinya akan terpengaruh oleh lengkungan ruang-waktu tersebut begitu pun dengan benda yang diam akan bergerak mengikuti lengkungan.
Inilah gravitasi yang dimaksud Einstein.
Hal ini sudah terbukti melalui observasi atau pengamatan yang dilakukan oleh ilmuwan fisikawan Arthur Eddington pada (1919) terhadap prediksi cahaya bintang di mana cahaya bintang mengalami pembelokkan saat melewati Matahari. Matahari memiliki medan gravitasi yang kuat sehingga menyebabkan cahaya bintang berbelok.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H