Mohon tunggu...
Rama Sultan Akbar
Rama Sultan Akbar Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Sangat menyukai budaya pop culture, dan suka menulis. So i hope you all enjoy my writing.

Selanjutnya

Tutup

Film

Keberagaman Bahasa di Film Terbaik Tahun 2024, Dune: Part Two

17 Januari 2025   16:00 Diperbarui: 17 Januari 2025   15:57 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Keberagaman Bahasa adalah hal yang lumrah di negara kita, yaitu Indonesia. Hal itu dikarenakan negara Indonesia memiliki lebih dari 700 bahasa dan lebih dari 1300 suku. Tapi untuk sebagian besar negara keberagaman bahasa adalah hal yang tidak biasa karena minimnya suku dan etnis. Semua itu juga berlaku di film, film-film jaman sekarang cenderung minim akan keberagaman bahasa dan juga minim akan keberagaman etnisitas didalamnya. Tapi tidak untuk film yang keluar tahun 2024 yang juga digadang-gadang akan menjadi kandidat kuat pemenang Best Pictures 97th Oscars, berjudul Dune: Part Two.

Film Dune: Part Two lanjutan dari Dune: Part One adaptasi dari novel karya Frank Herbert yang disutradarai oleh Dennis Villeneuve. Film Dune: Part Two menggambarkan dunia fiksi yang sarat akan budaya dan keberagaman didalamnya. Berikut beberapa contoh keberagaman bahasa yang muncul di Dune: Part Two:

1.Bahasa Fremen

Bahasa Fremen adalah bahasa yang digunakan oleh penduduk asli planet Arrakis. Bahasa mereka sering digunakan dalam doa, ritual, dan komunikasi rahasia diantara mereka. Dunia Dune sendiri adalah gabungan peradaban intergalaksi seperti halnya dalam dunia Star Wars, sehingga banyak bahasa banyak bahasa dari dunia nonfiktif yang digunakan. Misalnya, istilah yang sering dijumpai dalam bahasa Arab dan Islam untuk menggambarkan elemen budaya sakral dari suku Freemen. Contohnya, "Muad'Dib", "Lisan al-Ghaib", dan "Mahdi". Yang mana arti dari "Muad'Dib" adalah "Tikus Gurun Kecil", "Lisan al-Ghaib" yang berarti "Suara dari Dunia Luar", dan "Mahdi" yang berarti "Mesias" atau "Penolong". Bahasa mereka mencerminkan budaya dan tradisi sakral mereka.

2.Bahasa Bene Gesserit

Bene Gesserit adalah salah satu dari beberapa kelompok yang ada di film Dune: Part Two. Dengan berlatar belakang sebagai kelompok kultus yang rahasia, Bene Gesserit sering memiliki cara komunikasi tersendiri. Contohnya, mereka bisa berkomunikasi dengan bisikan dan menggunakan kekuatan spesial mereka yaitu The Voice. The Voice adalah kekuatan spesial yang dimiliki kelompok Bene Geserit, dengan mengeluarkan bunyi tertentu mereka bisa mengendalikan orang sepenuhnya, mereka menggunakan kekuatan ini untuk berkomunikasi antar kelompok agar terjaga rahasia dan kebenaran informasi mereka. Bahasa mereka mencerminkan hierarki dan sifat kerahasiaan kelompok mereka.

3.Bahasa Harkonnen

Bahasa Harkonnen adalah bahasa yang digunakan oleh keluarga bangsawan Harkonen, keluarga yang terkenal dengan kebengisan dan kekejaman mereka. Bahasa mereka cenderung menggunakan lebih banyak tenggorokan yang menghasilkan suara berat nan serak dan akhirnya memberikan kesan mengerikan untuk kelompok mereka. Contohnya, "Yang di grum sign", "Geratscha du sa", dan "Hot saand". Arti dari bahasa mereka ialah "Yang di grum sign" yang berarti "Hati-hati dengan tanda cacing", "Geratscha du sa" yang artinya "Kita baik-baik saja", dan "Hot saand" yang artinya "Mereka dekat". Bahasa mereka mencerminkan kekejaman, kengerian, korupsi, dan ambisi kekuasaan.

 Film Dune: Part Two menggunakan keberagaman bahasa untuk menggambarkan kebergaman budaya dan hubungan antar-kelompok. Layaknya seperti bahasa Freemen dan bahasa Harkonnen. Bahasa Freemen adalah bahasa yang terinspirasi dari bahasa Arab, bukan tanpa sebab malah si sutradara Dennis Villeneuve membuat bahasa Freemen seperti bahasa Arab ialah karena ingin membuat kesan bahwa kelompok Freemen adalah kelompok yang masih memegang teguh nilai-nilai sakral adat dan istiadatnya. Lain halnya dengan bahasa Harkonnen, bahasa Harkonnen dibuat agar terdengar serak adalah cara dari si sutradara, Dennis Villenueve untuk membuat kelompok Harkonnen memiliki sifat kejam dan buas layaknya manusia purba. Menggunakan kebergaman bahasa dalam film Dune: Part Two adalah langkah yang sangat brilian dari sutradara Dennis Villenueve, karena dengan menggunakan kebergaman bahasa, membuat dunia yang dihadirkan didalam film Dune: Part Two sarat akan kekayaan budaya dan juga memperkuat tema sentral tentang kolonialisme, ekologi, dan identitas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun