Mohon tunggu...
Rama Romeo
Rama Romeo Mohon Tunggu... -

memandang dari sudut yang berbeda

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Terkait Semen Rembang, Perhatikan Penelitian ESDM

31 Maret 2017   03:23 Diperbarui: 1 April 2017   06:29 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menteri ESDM Ignasius Jonan sudah berkirim surat kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Surat itu berisi hasil penelitian ESDM mengenai “Dukungan Pemetaan Sistem Aliran Sungai Bawah Tanah Cekungan Air Tanah (CAT) Watuputih, Rembang-Jawa Tengah”. Surat itu menegaskan bahwa lokasi tambang PT Semen Indonesia di Rembang, sama sekali bukan berada di zona Pegunungan Kendeng, melainkan zona Rembang.

Hasil penelitian Kementerian ESDM itu harus menjadi pertimbangan Kementerian KLHK dalam mengeluarkan Hasil Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) terkait pabrik semen Rembang. “Jika KLHS berbeda dengan penelitian Kementerian ESDM, sangat berbahaya. Ada apa dengan pemerintahan Jokowi?” ujar Pendiri CONCERN, Stretegic Think Tank, Prof (Ris) Dr. Hermawan “Kikiek” Sulistyo, baru-baru ini di Jakarta.

Pengamat yang akrab disapa Kikiek itu menambahkan, bahwa aksi kontra yang mengatasnamakan Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng (JMPPK) di bawah pimpinan aktivis asal Pati itu, adalah salah alamat. Memaksakan Kawasan Kendeng seolah-olah rusak oleh berdirinya pabrik semen Rembang. “Selain sudah sangat jelas, bahwa wilayah tambang pabrik semen Rembang bukan zona pegununungan Kendeng, mereka juga harus tahu, bahwa aksi kontra itu bukan suara rakyat Rembang yang hampir semuanya mendukung keberadaan pabrik semen Rembang,” paparnya.

Satu hal lagi yang disesalkan Kikiek adalah klaim JMPPK bahwa di lokasi tambang pabrik semen Rembang terdapat gua-gua yang bermata air jernih. “Rembang itu tidak jauh. Ada di Pulau Jawa. Boleh dicek di lapangan. Silakan datangi gua-gua yang disebut Guretno. Jika kita ke lokasi yang dimaksud Gunretno, yang ada adalah lubang-lubang kecil dan kering. Ini fakta,” tegasnya.

Itu artinya, menurut Kikiek, sudah tidak ada lagi persoalan terhadap keberadaan, bahkan beroperasinya pabrik semen Rembang. Selain perbaikan Amdal sudah beres, dan disusul penerbitan izin baru dari Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, keberadaan pabrik semen Rembang juga nyata-nyata didukung oleh hampir semua warga Rembang, khususnya yang ada di ring 1 dari pabrik. “Jangan terpengaruh provokasi orang Pati. Silakan datang dan lihat sendiri faktanya di lapangan. Dengan begitu kita akan tahu, bahwa di lokasi pabrik semen Rembang, suasana sangat kondusif,” tegas Kikiek.

Karenanya, ia berharap, Kajian Lingkungan Hidup Strategis dari Kementerian LHK, selaras dengan penelitian Kementerian ESDM. “Rakyat tidak bodoh. Jangan sampai terpengaruh provokasi kosong JMPPK dan antek-antek asing lainnya. Atau pilihannya, rakyat Rembang pro pabrik semen akan bergerak mendobrak siapa pun yang merampas hak mereka untuk sejahtera,” kata Kikiek yang juga tokoh pergerakan itu. ***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun