Malang, 22 November 2024-Bullying masih menjadi salah satu isu besar di dunia pendidikan. Tidak hanya berdampak pada korban secara fisik dan mental, tindakan ini juga merusak suasana belajar yang kondusif di sekolah. Berangkat dari keprihatinan ini, tujuh mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM) dari Program Studi Teknologi Rekayasa Pembangkit Energi mengadakan sosialisasi bertajuk "Sosialisasi Anti-Bullying di SDN Dinoyo 2: Langkah Awal Menciptakan Lingkungan Sekolah yang Aman dan Nyaman."
Kegiatan ini berlangsung pada pagi hari, melibatkan siswa-siswi kelas 3A, 3B, dan 3C SDN Dinoyo 2. Sosialisasi ini sekaligus menjadi bagian dari tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan, di mana mahasiswa mendapat bimbingan langsung dari dosen pengampu, Dr. Novika Adi Wibowo, S.Pd, M.Pd.
Tujuan utama dari kegiatan ini adalah membentuk kesadaran siswa mengenai dampak buruk bullying serta mengajarkan mereka cara untuk menghadapi dan mencegahnya. Mahasiswa UM, yang terdiri dari Rama Pujangga, Nurahmad Mahesya Kamill, Fery Fajar, Reyhan Wahyu Febriatama, M. Noor Urif Fahreiza Anandra, Onang Afian Rozaki, dan M. Ridho Prasetyo, menggunakan pendekatan interaktif dan ramah anak agar pesan yang disampaikan mudah diterima.
Sosialisasi berlangsung dari pukul 08.00 hingga 10.00, dimulai dengan diskusi santai mengenai definisi bullying, jenis-jenisnya, dan dampaknya. Mahasiswa menjelaskan konsep ini melalui cerita sederhana yang relevan dengan pengalaman sehari-hari anak-anak. Sesi ini dilengkapi dengan tanya-jawab yang melibatkan antusiasme siswa.
Kegiatan dilanjutkan dengan pemutaran video edukasi. Video ini memperlihatkan kisah inspiratif tentang keberanian anak-anak dalam melawan bullying dan mendukung teman yang menjadi korban. Para siswa terlihat sangat terinspirasi oleh cerita dalam video tersebut.
Permainan kelompok juga menjadi bagian penting dalam sosialisasi ini. Salah satunya adalah game peragaan bullying dan cara mencegahnya. Dalam game ini, siswa diajak untuk memerankan situasi bullying yang mungkin terjadi di sekolah, seperti ejekan, pengucilan, atau intimidasi. Setelahnya, siswa diajak mencari solusi yang tepat untuk mencegah atau mengatasi situasi tersebut.
Untuk memotivasi siswa agar aktif berpartisipasi, mahasiswa memberikan hadiah menarik kepada mereka yang berani memperagakan situasi tersebut dengan baik. Aktivitas ini tidak hanya menghibur, tetapi juga mengajarkan siswa cara mengidentifikasi dan menghadapi tindakan bullying dengan lebih percaya diri.
Mahasiswa UM berharap kegiatan ini mampu menjadi langkah awal bagi siswa-siswi untuk lebih memahami pentingnya sikap saling menghormati dan peduli. Dengan memupuk kesadaran sejak dini, diharapkan mereka tidak hanya menjadi individu yang bebas dari bullying, tetapi juga agen perubahan yang menciptakan suasana belajar yang mendukung perkembangan setiap anak secara maksimal.
Sosialisasi ini juga diharapkan menginspirasi sekolah lain untuk melakukan kegiatan serupa. Sebab, menciptakan lingkungan belajar yang aman tidak hanya menjadi tanggung jawab guru dan orang tua, tetapi juga semua pihak yang peduli terhadap pendidikan.
Setiap langkah kecil, jika dilakukan bersama, bisa membawa perubahan besar. Mari kita dukung sekolah-sekolah di Indonesia untuk bebas dari bullying.
Â
