Ceritaku bermula ketika sedang berdiskusi dengan Prima, rekanku, seorang presiden dari Komunitas CSR PT SHARP Electronics Indonesia. Kala itu, aku usai pulang pengabdian dari Padang. "Prim, kalau program aku cuma berhenti sampai di Padang. Cukup disayangkan Prim, gimana kalau kita buat di area yang kontroversial? DKI Jakarta?" - Kataku, saat itu. Tidak lama dari itu, Prima mempercayaiku sebagai project leader setelah mendapati proposal hasil pusingku tujuh malam. Dan inilah pengalamanku selama menjadi project leader di kegiatan sosial World Clean-up Day 2023.Â
Banyak lika-liku dalam perjalanan ini, tetapi akan lebih seru jika aku menyoroti keberhasilan dari program pengembangan masyarakat yang satu ini. Dari sekian banyaknya program World Clean-up Day yang telah dilakukan, kali ini aku bersama komunitasku membuat inovasi baru. Bukan hanya sekedar bersih-bersih, Greenerator juga menyelenggarakan kegiatan lain seperti edukasi ecobrick, penanaman mangrove hingga kampanye 'Pulangkan Sampahmu ke Darat' kepada para wisatawan di Pulau Bulat.
Pada pelaksanaan program, kami berhasil menjangkau lebih dari 50 anak sekolah dasar untuk mengikuti program edukasi pengelolaan lingkungan bersama tim CSR kami. Tentu, dalam pelaksanaan ini komunitas kami tidak sendirian. Kami menggandeng beberapa NGO yang memiliki advokasi yang sama seperti Terumbu Karang Indonesia (Terangi), Borneo Orangutan Survival Foundarion (BOSF) dan COACTION.
Sebelum melakukan program kami melakukan social mapping terlebih dahulu. Hal ini berguna untuk memetakkan sasaran serta titik lokasi yang akan menjadi rumah untuk keberlangsungan program kami. Selain itu, kami juga melakukan pendekatan dengan masyarakat lokal, agar dapat melancarkan program karena mendapatkan dukungan dari masyarakat setempat. Kegiatan dimulai pada tanggal 22 September dan berakhir pada 24 September. Kegiatan dimulai dengan simbolis penananaman 114 mangrove yang di lakukan oleh perwakilan PT SHARP Electronics Indonesia kepada Polisi Hutan Kepulauan Seribu.
Kegiatan berlanjut di SDN Pulau Harapan 01 Pagi yakni sosialisasi dan edukasi pembuatan ecobrick yang baik dan benar. Pada aksi ini terkumpul sebanyak 90 botol ecobrick dengan kepadatan rata-rata lebih dari 90% menutupi kekosongan botol plastik bekas. Sampah tersebut dihasilkan dari aksi bersih-bersih pantai yang kami lakukan sebelum melakukan pelatihan pembuatan ecobrick. Usai itu, kami bersama puluhan peserta mewarnai botol dan papan yang telah dibentuk lingkaran, ecobrick tersebut menjadi sebuah barang alih fungsi seperti bangku dan meja. Barang-barang tersebut dijadikan furniture utama di Taman Sekolah yang terbengkalai. Kami membentuk taman edukasi ecobrick yang berisikan barang-barang yang mengandung makna menjaga lingkungan. Tak lupa, kami menaruh benner sebagai penanda taman tersebut. Kepala sekolah dan para guru sangat antusias dengan kegiatan tersebut, mereka mengatakan akan melanjutkan taman tersebut menjadi sebuah ruang baca terbuka dengan nuansa ramah lingkungan.
Meskipun terkesan sangat padat, aku sangat senang dalam menjalankannya. Karena dalam memberikan kebermanfaatan jangan sampai berhenti karena fortopolio semata. Salam lestari, salam lingkungan.
Terima Kasih
 Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H