Mohon tunggu...
Rama Hutagaol
Rama Hutagaol Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Aktif

student

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tantangan dan Solusi Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar

13 November 2023   11:29 Diperbarui: 13 November 2023   13:07 1513
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendidikan merupakan pondasi utama dalam pembangunan karakter, pola pikir, dan kreatifitas generasi bangsa. Dengan memahami bahwa pendidikan bukan hanya sekedar sistem penyaluran pengetahuan , tetapi juga sebagai pondasi pembentuk karakter dan keterampilan yang relavan, kita dapat membangun sistem pendidikan menuju masa depan yang lebih bermutu, inklusif, dan adaptif terhadap setiap individu untuk menghadapi segala perubahan yang akan terus terjadi di dunia. Sebagai pilar sentral dalam membangun tatanan masyarakat, sistem pendidikan memiliki serangkaian masalah dan tantangan yang memerlukan pembaharuan dan solusi yang inovatif.

Salah satu masalah sistem pendidikan di Indonesia ada pada sistem kurikulum yang selalu berganti-ganti. Sistem pendidikan di Indonesia mengalami fase transformasi dengan adanya konsep "merdeka belajar" yang diperkenalkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, pendidikan diharapkan menjadi lebih mandiri dan adaptif.  Bagaimana "merdeka belajar"  berperan sebagai katalisator dalam membentuk sistem pendidikan yang bermutu untuk menghasilkan generasi penerus dalam menghadapi kompleksitas zaman modern?

Pengimplementasian kurikulum merdeka sebenarnya cukup berhasil dalam membantu pelajar keluar dari zona nyaman di berbagai sekolah penggerak. Namun apakah pengimplementasian merdeka belajar terlaksana dengan baik secara merata di seluruh sekolah?

Perealisasian sistem pendidikan yang baik masih tidak merata ditambah sekolah-sekolah harus beradaptasi dengan sistem kurikulum yang selalu berganti-ganti. Dibeberapa sekolah, sebagian besar cakupannya daerah 3T (tertinggal, terdepan, terluar) masih belum dapat mengimplementasikan merdeka belajar dalam sistem pendidikannya. Hal ini terjadi karena paradigma merdeka belajar tidak selaras dengan keadaan yang dialami oleh sekolah-sekolah tersebut. keterbatasan teknologi dan minimnya sarana prasarana menjadi halangan bagi sekolah-sekolah tersebut dalam  mengimplementasikan merdeka belajar.

Pengimplementasian merdeka belajar juga terhalang tidak hanya dari segi sarana sekolah, namun dari kinerja dan profesionalisme tenaga pendidik dalam menerapkan sistem kurikulum tersebut. problematika yang sering dialami oleh guru adalah adanya penekanan dalam sistem administrasi.  Guru mengalami kesulitan dalam memahami dan mengidentifikasi capaian pembelajaran yang diberikan dari pusat untuk dirumuskan dalam bentuk tujuan pembelajaran dan menyusunnya dalam bentuk alur tujuan pembelajaran. Sehingga penekanan dalam hal administrasi modul ajar tersebut membuat guru cenderung terfokus pada sistem modul ajar dibanding dengan penerapan pengajaran pada siswa. Dalam perealisasian sistem modul ajar tersebut, tenaga pendidik akan mengalami permasalahan dikarenakan keterbatasan sarana prasarana sekolah serta ketidakmahiran tenaga pendidik mengaplikasikan teknologi dalam pembelajaran.

Yang terakhir, pengimplementasian kurikulum merdeka memberi tantangan dan permasalahan bagi kalangan pelajar. selain mereka harus beradaptasi dengan perubahan kurikulum yang signifikan, mereka juga mengalami tekanan dalam pengimplementasian merdeka belajar dimana siswa diharapkan mampu mandiri belajar berbasis proyek. Proyek yang dimaksud adalah kewajiban pengimplementasian kurikulum merdeka untuk melaksanakan proyek penguatan profil pelajar pancasila. Siswa ditekan dengan sistem pembelajaran yang baru ditambah dengan permasalahan keterbatasan media belajar yang disediakan oleh sekolah.

Sistem kurikulum yang baik harusnya dapat diimplementasikan oleh setidaknya 60% sekolah penggerak dengan persentase keberhasilan diatas 80%. Pembaharuan sistem kurikulum merdeka dapat dilakukan dengan mengevaluasi kesiapan dan persiapan sekolah-sekolah sebelum mengimplementasikan sistem kurikulum yang baru. Setiap tenaga pendidik harusnya di fasilitasi dengan pelatihan sosialisasi pergantian kurikulum agar setidaknya dari sisi tenaga pendidik dapat mengimplementasikan tanpa harus merasa kesulitan. Kesiapan tenaga pendidik dalam pengimplementasian sistem kurikulum yang baru sangat penting dalam menerapkan sistem pengajaran yang sesuai dan dibutuhkan dengan karakteristik peserta didik. Kesiapan dan pemahaman guru akan menjadi poin penting dalam menyusun modul ajarnya.

Referensi

Rahayu, R., Rosita, R., R, Rahayuningsih, Y. S., Hernawan, A. H., & Prihantini, P. (2022). Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar di Sekolah Penggerak. Jurnal Basicedu, 6(4), 6313-6319. 

Zaironi, Muhammad. 2022. "Tantangan Dunia Pendidikan  dan Implikasinya Pada Pengembangan Inovasi Pendidikan dan Pembelajaran." Diakses pada 12 November 2023 dari santrimenulis.com

Agustang,  A., Mutiara, I.A., & Asrifan, A. (2021). Masalah Pendidikan di Indonesia

Purba, Hermanto. (2022. 06 Agustus). Problematika Penerapan Kurikulum Merdeka. Diakses pada 11 November 2023 dari SindoNews.Com

sumarmi, S. (2023). "Problematika Penerapan Kurikulum Merdeka Belajar".  Social Science Academic,  1(1), 94-103.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun