Beberapa waktu lalu, dunia sedang menghadapi masalah besar. Berawal dari munculnya suatu wabah penyakit yang disebabkan oleh virus, yaitu virus corona yang akrab disebut Covid 19, hampir semua aspek kehidupan mengalami perubahan-perubahan yang semakin hari semakin mengkhawatirkan, mendebarkan seluruh isi dunia.Â
Rumitnya penanganan wabah ini membuat para pemimpin dunia menerapkan kebijakan yang super ketat untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19.Â
Social distancing menjadi pilihan berat bagi setiap negara dalam menerapkan kebijakan untuk pencegahan penyebaran covid-19, Pembatasan interaksi sosial masyarakat dapat menghambat laju pertumbuhan dan kemajuan dalam berbagai bidang kehidupan, namun tidak ada pilihan lain, karena cara ini adalah yang paling efektif.Semuanya telah merasakan dampak dari virus covid 19 ini, terutama pada dunia pendidikan.Â
Kita harus siap menghadapi perubahan ini, karena cepat atau lambat pendidikan akan mengalami perubahan drastis akibat pandemi COVID 19.Â
Saat ini pemerintah pusat telah mengeluarkan kebijakan-kebijakan, salah satunya meliburkan aktivitas (tatap muka) seluruh lembaga-lembaga pendidikan, hal ini dilakukan sebagai upaya-upaya pencegahan penularan virus corona atau COVID 19 ini.
Pembelajaran daring atau online merupakan sistem pembelajaran tanpa tatap muka secara langsung antara dosen dan mahasiswa tetapi pembelajaran dilakukan melalui jaringan internet.Â
Pembelajaran daring dimulai terhitung sejak bulan Maret 2020 lalu. Adapun mahasiswa secara mandiri harus aktif mengikuti update informasi mengenai di platform mana mata kuliah mereka akan melaksanakan pembelajaran daring, pemberian tugas/quiz, dan juga penyediaan materinya.Â
Teknis pembelajaran ini sepenuhnya menyesuaikan dengan kebijakan dosen masing-masing mata kuliah. Platform yang dapat dimanfaatkan antara lain google classroom, video conference, telepon atau live chat, zoom, webex, googlemeet, maupun whatsapp group.Â
Pembelajaran daring ini merupakan salah satu inovasi di bidang pendidikan untuk menjawab tantangan melek teknologi dan ketersediaan sumber belajar yang lebih bervariatif.
Pembelajaran daring memiliki sisi positif dan sisi negatif yang saling beriringan. Hal ini nantinya akan membawa konsekuensi seberapa efektifkah pembelajaran daring di masa pandemi COVID-19 ini. Arti kata efektif menurut KBBI adalah ada efeknya, akibatnya, pengaruh, dan atau membawa hasil atau berhasil guna.Â
Oleh karena itu, tingkat keefektifannya bisa dikatakan relatif, tergantung dari masing-masing komponen yang menunjang atau turut serta dalam proses pembelajaran daring ini sehingga diharapkan pembelajaran ini membawa hasil yang terbaik meskipun dalam keterbatasan yang ada.
Pertama salah satu dampak COVID 19 bagi dunia Pendidikan adalah terhambatnya kegiatan pembelajaran, semua institusi Pendidikan khususnya perguruan tinggi harus melaksanakan pembelajaran secara daring/online, namun infrastruktur untuk mendukung pembelajaran secara daring belum tersedia secara memadai dan merata.
Berdasarkan hasil survei tentang evaluasi pembelajran jarak jauh yang di lakukan Dikti Kemendikbud, 90 persen mahasiswa lebih memilih kuliah luring atau tatap muka di kelas dibandingkan dengan kuliah daring. Hal tersebut disebabkan karena mahasiswa tidak siap dalam melaksanakan kuliah daring salah satu kendala paling umum adalah kendala jaringan, contoh kecilnya di Indonesia fasilitas internet belum mencakup semua wilayah di Indonesia khususnya wilayah terpencil.
Kedua, penyampaian materi yang dilakukan dalam proses belajar-mengajar oleh dosen kepada mahasiswa yang dilakukan secara daring tidak berjalan semestinya. Misalnya mahasiswa hanya melakukan presensi kehadiran saja tanpa melakukan interaksi dengan dosen. banyak juga mahasiswa yang merasa kurang paham mengenai materi, lebih banyak tugas mandiri, dan kesulitan melakukan praktikum sebagai penunjang mata kuliah.Â
Praktikum yang dilaksanakan secara online terkadang kurang bisa dipraktekkan di rumah masing-masing karena keterbatasan alat dan sampel percobaan.Â
Dosen pun lebih sulit untuk mengawasi mahasiswa saat berlangsungnya pembelajaran daring karena terbatas pada media, sehingga mungkin ada mahasiswa yang ketiduran saat dosen menyampaikan materi atau mahasiswa hanya titip hadir saja tetapi tidak disimak.Â
Ada juga dosen yang menyampaikan materi pembelajaran hanya berupa tugas kelompok, video dan bahan ajar dalam bentuk dokumen tanpa adanya penjelasan secara dalam.
Ketiga, adalah banyak biaya yang harus di butuhkan mahasiswa dalam proses kegiatan pembelajaran secara daring seperti biaya membeli perangkat computer/laptop dan biaya pembelian kuota internet.
Namun di balik itu semua pasti ada sisi positif dari kegiatan pembelajaran online salah satu contohnya adalah pembelajaran daring memiliki keleluasaan waktu belajar, dapat belajar dimanapun dan kapanpun. Hal ini dikarenakan cukup sulit untuk dapat menerapkan protokol kesehatan di kampus sehingga pembelajaran daring merupakan alternatif yang cukup baik saat pandemi seperti ini.Â
Pembelajaran daring memberikan manfaat bagi dosen maupun mahasiswa (Singh, & Worton, 2005). Bagi mahasiswa, pembelajaran daring menjadi salah satu metode alternatif belajar yang tidak mengharuskan mereka untuk hadir di kelas.Â
Selain itu, pembelajaran ini akan membentuk jiwa kemandirian belajar, dan juga mendorong interaksi antar mahasiswa, terutama untuk mahasiswa yang biasanya tidak aktif berbicara maka akan dapat lebih leluasa menyampaikan pendapat/pertanyaannya via tulisan jika dilakukan pembelajaran daring seperti saat ini.Â
Sedangkan bagi dosen, metode pembelajaran daring hadir untuk mengubah gaya mengajar konvensional yang nantinya dapat meningkatkan profesionalitas kerja. Model pembelajaran daring juga memberi peluang bagi dosen untuk menilai dan mengevaluasi perkembangan pembelajaran setiap mahasiswanya secara lebih efisien karena dapat berinteraksi langsung dan terdapat rekam jejaknya.
Dengan adanya kegiatan pembelajaran daring mahasiswa diharapkan mandiri dan lebih aktif belajar bukan hanya mengandalkan materi yang telah diberikan saja tetapi juga dari sumber lain.Â
Dosen dan pihak Fakultas/Universitas hendaknya menyesuaikan kurikulum dengan keadaan saat ini sehingga perkuliahan daring tetap dapat dilaksanakan dan tidak terlalu membebani. Diperlukan pula model pembelajaran yang atraktif, aktif, dan dapat diterima oleh semua tipe mahasiswa.Â
Pemerintah juga mengusahakan yang terbaik untuk menunjang keberlangsungan pembelajaran di masa pandemi COVID-19 ini, seperti contohnya pemberian subsidi kuota bagi siswa, guru, mahasiswa, maupun dosen tiap bulannya. Dalam jangka panjang, pembelajaran daring dapat membatasi kegiatan lapangan atau praktikum yang mendukung matakuliah sehingga diperlukan inovasi pembelajaran campuran/blended learning saat kondisi sudah mulai membaik dan memungkinkan pelaksanaan protokol kesehatan di kampus.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H