Pertama salah satu dampak COVID 19 bagi dunia Pendidikan adalah terhambatnya kegiatan pembelajaran, semua institusi Pendidikan khususnya perguruan tinggi harus melaksanakan pembelajaran secara daring/online, namun infrastruktur untuk mendukung pembelajaran secara daring belum tersedia secara memadai dan merata.
Berdasarkan hasil survei tentang evaluasi pembelajran jarak jauh yang di lakukan Dikti Kemendikbud, 90 persen mahasiswa lebih memilih kuliah luring atau tatap muka di kelas dibandingkan dengan kuliah daring. Hal tersebut disebabkan karena mahasiswa tidak siap dalam melaksanakan kuliah daring salah satu kendala paling umum adalah kendala jaringan, contoh kecilnya di Indonesia fasilitas internet belum mencakup semua wilayah di Indonesia khususnya wilayah terpencil.
Kedua, penyampaian materi yang dilakukan dalam proses belajar-mengajar oleh dosen kepada mahasiswa yang dilakukan secara daring tidak berjalan semestinya. Misalnya mahasiswa hanya melakukan presensi kehadiran saja tanpa melakukan interaksi dengan dosen. banyak juga mahasiswa yang merasa kurang paham mengenai materi, lebih banyak tugas mandiri, dan kesulitan melakukan praktikum sebagai penunjang mata kuliah.Â
Praktikum yang dilaksanakan secara online terkadang kurang bisa dipraktekkan di rumah masing-masing karena keterbatasan alat dan sampel percobaan.Â
Dosen pun lebih sulit untuk mengawasi mahasiswa saat berlangsungnya pembelajaran daring karena terbatas pada media, sehingga mungkin ada mahasiswa yang ketiduran saat dosen menyampaikan materi atau mahasiswa hanya titip hadir saja tetapi tidak disimak.Â
Ada juga dosen yang menyampaikan materi pembelajaran hanya berupa tugas kelompok, video dan bahan ajar dalam bentuk dokumen tanpa adanya penjelasan secara dalam.
Ketiga, adalah banyak biaya yang harus di butuhkan mahasiswa dalam proses kegiatan pembelajaran secara daring seperti biaya membeli perangkat computer/laptop dan biaya pembelian kuota internet.
Namun di balik itu semua pasti ada sisi positif dari kegiatan pembelajaran online salah satu contohnya adalah pembelajaran daring memiliki keleluasaan waktu belajar, dapat belajar dimanapun dan kapanpun. Hal ini dikarenakan cukup sulit untuk dapat menerapkan protokol kesehatan di kampus sehingga pembelajaran daring merupakan alternatif yang cukup baik saat pandemi seperti ini.Â
Pembelajaran daring memberikan manfaat bagi dosen maupun mahasiswa (Singh, & Worton, 2005). Bagi mahasiswa, pembelajaran daring menjadi salah satu metode alternatif belajar yang tidak mengharuskan mereka untuk hadir di kelas.Â
Selain itu, pembelajaran ini akan membentuk jiwa kemandirian belajar, dan juga mendorong interaksi antar mahasiswa, terutama untuk mahasiswa yang biasanya tidak aktif berbicara maka akan dapat lebih leluasa menyampaikan pendapat/pertanyaannya via tulisan jika dilakukan pembelajaran daring seperti saat ini.Â
Sedangkan bagi dosen, metode pembelajaran daring hadir untuk mengubah gaya mengajar konvensional yang nantinya dapat meningkatkan profesionalitas kerja. Model pembelajaran daring juga memberi peluang bagi dosen untuk menilai dan mengevaluasi perkembangan pembelajaran setiap mahasiswanya secara lebih efisien karena dapat berinteraksi langsung dan terdapat rekam jejaknya.