Buku yang berjudul The False Prince (Pangeran Palsu) karangan Jennifer A Nielsen yang diterbitkan pertama kali oleh PT Gramedia Pustaka Utama di Kota Jakarta Pada bulan September 2013 dengan ISBN 978-979-22-9832-1 , 392 halaman dengan ukuran buku 20 cm.
Buku ini menceritakan seorang pangeran yang merebut kembali kekuasaannya. Namun, dengan kecerdikannya sang pangeran yang awalnya mengikuti alur strategi dari lawan politik nya yang bernama Conner dengan dalih menyelamatkan negara Carthya, tapi untuk kepuasan dan kepentingan pribadinya saja, kekuasaan kembali kepada tangan yang berhak dan layak.
Dalam buku ini banyak sekali pelajaran yang bisa diambil untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, salah satunya, kita harus belajar pada seorang tokoh utama yang bernama Sage atau Pangeran Jaron, beliau begitu cerdas dalam memainkan perannya yang tidak hanya mengandalkan kepintarannya saja melainkan ia pun memaksimalkan apa yang menjadi kelebihannya, yaitu dalam membuat perencanaan yang begitu matang dan sistematis. Mahir dalam berkomunikasi mampu melihat peluang dan berani mengambil resiko.
Saat melihat karakter Sage, saya teringat sebuah sebuah pepatah yang mengatakan "jika kita gagal dalam perencanaan sama saja kita telah merencanakan suatu kegagalan" pepatah ini sangat cocok sekali dalam situasi buku yang digambarkan dalam merencanakan semua strategi yang dilakukan oleh Sage, sehingga tidak heran apapun rintangan yang menghadang nya bisa segera dilewati dengan mudah.
Buku ini sangat direkomendasikan untuk semua orang tanpa terkecuali, selain bahasanya yang ringan dan mudah untuk dijelajah, alur ceritanya pun seru, yang akan membawa pembaca seakan-akan masuk kedalamnya dan terlibat langsung dengan konflik yang seru dan twist yang amat menarik.
Namun tentu saja dibalik kelebihan terdapat kekurangan yang nampak ataupun tidak nampak. Menurut hemat saya, judu The False Prince (Pangeran Palsu) tidak mewakili keseluruhan isi buku, mungkin judul buku itu terasa cocok apabila pembaca melahap diawal halaman sampai pada pertengahan halaman saja, karena di halaman tersebut menceritakan seseorang yang bernama Conner sedang mempersiapkan calon pangeran-pangeran yang palsu menggantikan pangeran asli.
Pangeran-pangeran palsu itu dikumpulkan oleh nya dari berbagai panti asuhan, dengan kriteria memiliki kesamaan baik fisik ataupun tingkah laku pangeran asli yang sebelumnya dikabarkan hilang dan meninggal.
Tidak hanya itu, pangeran-pangeran palsu itu diberikannya pelajaran, pendidikan, dan pelatihan agar dapat memastikan kepada semua orang bahwa pangeran yang hilang telah kembali pulang.
Namun ternyata, pangeran utama yang akan dijadikannya seorang pangeran sesungguhnya adalah bernama sage -sebenernya adalah pangen asli yang hilang- kehilangan dirinya memiliki rencana lain dibalik tanpa sepengetahuan Conner agar Sage mengetahui dengan pasti sejauhmana Sage mengetahui arah dan gerakan yang di bangun oleh Conner, maka selama ini ia menyembunyikan identitasnya bahwa ia adalah pangeran yang asli.
Lalu, dari mana ketidakcocokan judul buku tersebut ?
Menurut saya, ketidakcocokan judul dengan keseluruhan isi buku tersebut adalah ketika fokus utamanya pada Sage (Pangeran Asli / Pangeran Jaron) yang dimana Sage bukan merupakan pangeran palsu yang sebelumnya direncanakan oleh Conner, dalang dari semua rencana busuknya dalam mempersiapkan pangeran palsu. Muaranya pangeran palsu tersebut akan dijadikan sebagai wayang agar mengikuti segala perintah dan keinginan untuk dirinya pribadi. Melainkan Sage adalah pangeran asli.