Mohon tunggu...
Rama Guna Wibawa
Rama Guna Wibawa Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis terus sampe lupa caranya berhenti, kecuali adzan, makan dan Bucin

Mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) Universitas Isalam Nusantara

Selanjutnya

Tutup

Book

Review Buku: Resensi "The False Prince"

1 November 2022   16:51 Diperbarui: 1 November 2022   16:57 678
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source : Luckty Pustakawin

Buku yang berjudul The False Prince (Pangeran Palsu) karangan Jennifer A Nielsen yang diterbitkan pertama kali oleh PT Gramedia Pustaka Utama di Kota Jakarta Pada bulan September 2013 dengan ISBN 978-979-22-9832-1 , 392 halaman dengan ukuran buku 20 cm.

Buku ini menceritakan seorang pangeran yang merebut kembali kekuasaannya. Namun, dengan kecerdikannya sang pangeran yang awalnya mengikuti alur strategi dari lawan politik nya yang bernama Conner dengan dalih menyelamatkan negara Carthya, tapi untuk kepuasan dan kepentingan pribadinya saja, kekuasaan kembali kepada tangan yang berhak dan layak.

Dalam buku ini banyak sekali pelajaran yang bisa diambil untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, salah satunya, kita harus belajar pada seorang tokoh utama yang bernama Sage atau Pangeran Jaron, beliau begitu cerdas dalam memainkan perannya yang tidak hanya mengandalkan kepintarannya saja melainkan ia pun memaksimalkan apa yang menjadi kelebihannya, yaitu dalam membuat perencanaan yang begitu matang dan sistematis. Mahir dalam berkomunikasi mampu melihat peluang dan berani mengambil resiko.

Saat melihat karakter Sage, saya teringat sebuah sebuah pepatah yang mengatakan "jika kita gagal dalam perencanaan sama saja kita telah merencanakan suatu kegagalan" pepatah ini sangat cocok sekali dalam situasi buku yang digambarkan dalam merencanakan semua strategi yang dilakukan oleh Sage, sehingga tidak heran apapun rintangan yang menghadang nya bisa segera dilewati dengan mudah.

Buku ini sangat direkomendasikan untuk semua orang tanpa terkecuali, selain bahasanya yang ringan dan mudah untuk dijelajah, alur ceritanya pun seru, yang akan membawa pembaca seakan-akan masuk kedalamnya dan terlibat langsung dengan konflik yang seru dan twist yang amat menarik.

Namun tentu saja dibalik kelebihan terdapat kekurangan yang nampak ataupun tidak nampak. Menurut hemat saya, judu The False Prince (Pangeran Palsu) tidak mewakili keseluruhan isi buku, mungkin judul buku itu terasa cocok apabila pembaca melahap diawal halaman sampai pada pertengahan halaman saja, karena di halaman tersebut menceritakan seseorang yang bernama Conner sedang mempersiapkan calon pangeran-pangeran yang palsu menggantikan pangeran asli.

Pangeran-pangeran palsu itu dikumpulkan oleh nya dari berbagai panti asuhan, dengan kriteria memiliki kesamaan baik fisik ataupun tingkah laku pangeran asli yang sebelumnya dikabarkan hilang dan meninggal.

Tidak hanya itu, pangeran-pangeran palsu itu diberikannya pelajaran, pendidikan, dan pelatihan agar dapat memastikan kepada semua orang bahwa pangeran yang hilang telah kembali pulang.

Namun ternyata, pangeran utama yang akan dijadikannya seorang pangeran sesungguhnya adalah bernama sage -sebenernya adalah pangen asli yang hilang- kehilangan dirinya memiliki rencana lain dibalik tanpa sepengetahuan Conner agar Sage mengetahui dengan pasti sejauhmana Sage mengetahui arah dan gerakan yang di bangun oleh Conner, maka selama ini ia menyembunyikan identitasnya bahwa ia adalah pangeran yang asli.

Lalu, dari mana ketidakcocokan judul buku tersebut ?
Menurut saya, ketidakcocokan judul dengan keseluruhan isi buku tersebut adalah ketika fokus utamanya pada Sage (Pangeran Asli / Pangeran Jaron) yang dimana Sage bukan merupakan pangeran palsu yang sebelumnya direncanakan oleh Conner, dalang dari semua rencana busuknya dalam mempersiapkan pangeran palsu. Muaranya pangeran palsu tersebut akan dijadikan sebagai wayang agar mengikuti segala perintah dan keinginan untuk dirinya pribadi. Melainkan Sage adalah pangeran asli.

Karakter siapa yang dibenci ?
Pertama Conner, tentu saja saya tidak menyukai karakter jahat, mana ada orang yang menyukai karakter atau prilaku jahat, sekalipun dirinya berprilaku jahat, saya yakin dalam hatinya yang dalam tidak sependapat bahwa ia menyukai prilaku yang tidak dapat dibenarkan itu secara moral.

Conner merencanakan semuanya dari jauh-hauh hari, dengan matang dan teliti, agar rencananya itu sesuai dengan apa yang menjadi keinginan dan harapanya. Dengan dalih untuk menyelamatkan negaranya Carthya dari orang-orang sombong dan jahat. Malahan dirinya sendirilah yang mempunyai niat tersebut.

Conner adalah orang yang sangat berbahaya, karena ia akan mengalahkan segala cara meskipun itu kotor dan tidak pantas dibenarkan, namun itu semua tetap ia lakukan hanya demi takhta, yang muaranya untuk kepentingan dan kepuasan diri pribadinya saja.

Kedua Cregan, selain membantu rencana Conner, yang mendasari kenapa saya membenci karakter Cregan adalah ia selalu memberikan penanaman nilai-nilai, doktrin-doktrin negatif, mempengaruhi sehingga membentuk pribadi Roden, sehingga tindakannya itu diakhir cerita sangat tidak pantas untuk dilakukan dalam mengambil keuntungan.

Cregan menanamkan nilai-nilai tidak baik kepada Roden, yang melihat peluang, bahwa Roden memiliki ambisi yang tinggi lalu dimanfatkan oleh Cregan sebagai wayangnya, agar Roden mengikuti apa yang menjadi kehendak Cregan.

Namun, dari Cregan saya mendapatkan pelajaran pula, bahwa apabila kita mendidik seseorang kearah yang tidak baik, meskipun menurut kita pribadi dapat dibenarkan, maka dapat dipastikan bahwa dimasa yang akan datang kita akan berjuma dengan kekacauan dan kehancuran.

Ketiga Roden, ia hanya memikirkan ambisi saja tanpa melihat peluang-peluang yang ada, apabila dari awal ia sudah merapat dan bekerja sama dengan Sage maka kemungkinan besar ia akan memiliki jabatan yang strategis laksana seperti Imogen yang dijadikan sebagai anak bangsawan oleh Sage.

Karakter yang disukai
Pertama Imogen, atas dasar ketulusan dan kebaikannya merawat Sage, maka ia dapat dijadikan anak bangsawan. Inilah hukum sebab-akibat yang sudah melekat dalam kehidupan manusia, apabila kita berbuat baik maka kita akan dibalas baik pula dimasa yang akan datang begitupun sebaliknya.

Berikut review buku The False Prince (Pangeran Palsu)
Semoga bermanfaat

Salam hangat
Rama Guna Wibawa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun