Mohon tunggu...
Rama Guna Wibawa
Rama Guna Wibawa Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis terus sampe lupa caranya berhenti, kecuali adzan, makan dan Bucin

Mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) Universitas Isalam Nusantara

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Belajar Menertawakan Diri Sendiri

19 September 2022   13:25 Diperbarui: 19 September 2022   13:47 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source: Lifestyle Okezone

Apakah anda pernah mengalami bertengkar hebat dengan pasangan anda hanya disebabkan masalah kecil.

Apakah anda pernah marah, gara-gara pasangan anda mengatakan kalau anda banyak bicara.

Atau mungkin 

Anda pernah mengalami pertengkaran yang begitu serius dengan pasangan anda hanya karena masalah anda telat bales chat.

Tau ga sih, hal apa yang menyebabkan itu terjadi ? 

Apapun yang melatarbelakangi terjadinya konflik berpotensi mengarah pada perpisahan, namun kita tidak bisa memukul rata kalau semua konflik yang hadir itu berkonotasi negatif, ada pula kok, konflik yang berunsur positif, agar bisa lebih saling memahami satu sama lain, membaca karakter dan pengambilan keputusan.

Konflik memang suatu keniscayaan, yang tidak dapat dihindarkan, maka hal yang harus dilakukan adalah dengan menimalisir konflik tersebut.

Seperti yang disampaikan oleh Richard Carlson PH. D dan Kristine Carlson didalam bukunya yang berjudul Jangan Membuat Masalah Kecil dalam hubungan cinta Jadi Masalah Besar. Dalam bukunya tersebut terdapat suatu pernyataan yang sangat menarik dalam menjawab pertanyaan diatas, pada Bab Belajar Menertawakan Diri Sendiri.

Pernyataan tersebut berbunyi "Ingatlah, betapapun hebatnya anda, pasangan menghabiskan banyak waktu bersama anda, jika sesekali dia melontarkan sindiran tanpa di bungkus kata-kata manis, mungkin ada kebenaran dibaliknya, bahkan bila sindirannya sama sekali tidak berdasarpun, mungkin yang terbaik bagi anda adalah menanggapinya dengan tawa dan lapang dada".

Terbilang mudah memang untuk diucapkan, namun sulit untuk dipraktekan, tapi ini adalah merupakan solusi yang pas bagi saya dalam menyelesaikan suatu permasalahan.

Pernyataan tersebut mengajarkan kepada kita bahwa hal Itu adalah salah satu bentuk kemampuan kita dalam melihat suatu kebenaran atas apa yang disampaikan oleh pasangan kita.

Bukan berarti kita memandang sebelah mata terhadap pasangan kita atau tidak serius mendengarkan dan memperhatikan apa yang disampaikan oleh pasangan kita. Ini merupakan cara terbaik kerelaan kita bersikap rendah hati dan itu bisa meredakan suasana sebelum sempat memanas. Muaranya, kita akan menciptakan lingkungan yang lebih aman dan menyenangkan bagi pasangan.

Waktu itu ketika saya sedang makan bareng bersama pacar saya, terlihat kawan lama dan pasangannya datang mengampiri dan menyapa, lalu saya persilakan mereka duduk bareng makan bersama.

Karena saking lamanya tidak pernah berjumpa, saya menanyakan kesehariannya, kesibukannya, hoby lamanya, alamatnya dan menceritakan ulang kejadian masa-masa sekolah kelam.

Seiring berjalannya waktu, makan pun selesai, kami beranjak pamit, lalu ditengah perjalanan pacar saya mengatakan "Kamu banyak omong ya".

Sontak saya merasa geram, apa maksudnya pacar saya mengatakan hal semacam ini, apakah dia ga sadar bahwa itu adalah kawan saya yang sudah tidak lama bertemu.

Namun saya berfikir kembali, teringat bukunya Richard Carlson dan Kristine Carlson harus menertawakan diri sendiri, menanggapinya dengan tawa dan lapang dada.

Maka ucapan yang saya sampaikan " wah iya saya banyak bicara ? hahaha, maaf maaf, mungkin saking kangen nya kepada kawan lama saya" ucap saya sambil tertawa.

Lalu, pacar saya pun ikut tertawa dan tidak memperpanjang masalah tersebut.

Namun beda ceritanya apabila saya mengatakan "Apa ? Kamu bilang apa barusan ? Ini adalah hari terakhir aku bawa kamu kemana-mana".

Bagaimana tanggapan kalian ? 

Tulis di kolom komentar ya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun