Mohon tunggu...
Rama Guna Wibawa
Rama Guna Wibawa Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis terus sampe lupa caranya berhenti, kecuali adzan, makan dan Bucin

Mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) Universitas Isalam Nusantara

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Beli BBM Pakai Aplikasi, Mempermudah atau Mempersulit?

1 Juli 2022   15:37 Diperbarui: 1 Juli 2022   15:42 453
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi foto / Source Ekonomi Bisnis.com

Waktu normal baca 5 menit

PT Pertamina (Persero) kini sedang mengkaji peta jalan pembelian Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi untuk jenis pertalite dan solar. Pembelian jenis bahan bakar ini dilakukan dengan menggunakan aplikasi MyPertamina.

Dikutip Otomania.com pembelian BBM subsidi jenis pertalite dan solar akan diperketat mulai hari ini 1 Juli 2022.
Dan hanya orang-orang yang terdaftar di aplikasi  tersebutlah yang dapat membeli membeli BBM bersubsidi.

Penyaluran pertalite dan solar sebagai BBM bersubsidi sudah diatur dalam peraturan presiden No. 191/2014 dan surat keputusan (SK) BPH Migas No. 4/2020.

Direktur utama pertamina Patra Niaga Alfian Nasution menyampaikan dalam penyaluran BBM bersubsidi tentu ada aturan yang mengaturnya baik dalam segi kuota ataupun jumlah dan dalam segi segmentasi penggunanya.

Supaya kebijakan ini hadir, kata Alfian, dapat mengatasi ketimpangan yang dimana didalamnya masih banyak yang belum tepat sasaran dalam penyaluran BBM bersubsidi.

Menurut Alfian, apabila tidak segera membenahi permasalahan ini, maka berpotensi kuota yang telah ditetapkan selama satu tahun tidak akan mencukupi karena masih banyak masyarakat yang belum memiliki kesadaran bahwa hanya kriteria tertentulah yang layak menggunakan BBM bersubsidi.

Alfian menambahkan inovasi aplikasi MyPertamina dan situs MyPertamina Https://subsiditepat.MyPertamina.id/. Menjadi filter atau seleksi hanya masyarakat yang terdaftar dan terkonfirmasi oleh sistem MyPertamina yang dapat membeli pertalite dan solar.

Aplikasi ini mulai dibuka hari ini 1 Juli 2022. Dengan implementasi tahap satu di wilayah Kota Bukit tinggi, Kab Agam, Kab Padang Panjang, Kab Tanah Datar, Kota Banjarmasin, Kota Bandung, Kota Tasikmalaya, Kab Ciamis, Kota Manado, Kota Yogyakarta dan Kota Sukabumi.

Lalu fakfor apa aja sih, yang menyebabkan kebijakan ini hadir, selain dari penanggulangan ketidak tepat sasaran ?

Setelah saya membaca beberapa literatur, hal ini terjadi karena situasi dan kondisi harga minyak dunia yang juga naik dua kali lipat dalam waktu singkat. Namun Indonesia termasuk negara yang beruntung karena harga komoditas lain juga ikut naik. Seperti ekspor-ekspor andalan Indonesia. Sehingga adanya dana tambahan yang cukup besar yang dapat dialihkan terhadap subsidi.

Begitupun yang disampaikan oleh Sri Mulyani selaku Menteri Keuangan saat acara Merdeka Belajar Kemendikbud pada senin (27/06/2022). Beliau menyampaikan kebijakan ini diharapkan tidak adanya lonjakan inflasi seperti yang dialami oleh negara-negara lainnya. Maka pemulihan ekonomi dapat terus ditingkatkan pasca pandemi Covid-19.

Lanjutnya, saat ini banyak juga negara-negara lain, yang menghadapi tekanan luar biasa. Baik dalam aspek politik, ekonomi dan sosial. Disebabkan adanya kenaikan harga minyak energi dan pangan.

Jadi, apakah beli BBM pakai Aplikasi mempermudah atau mempersulit masyarakat ?

Bicara soal mempermudah dan mempersulit tentunya kita harus memandang objek tidak hanya dalam satu sisi saja, melainkan harus memandang dari berbagai sisi.


Pertama, dalam metode pembayaran saat ini masih sangat terbatas yakni hanya melalui dompet digital Link Aja dan pembayaran direct debit, yang itupun hanya tiga pilihan bank saja yaitu BNI, BRI, dan Mandiri.

Kedua, letak geografis, disadari atau tidak di daerah perkotaan saja masih kekurangan dalam infrastuktur telekomunikasi dalam pembelian BBM bersubsidi. Apalagi daerah-daerah pelosok yang jauh dari perkotaan.

Ketiga, segmentasi kebanyakan yang layak mendapatkan BBM bersubsidi ini adalah mayoritas orang tua. Sehingga kemungkinan besar mereka tidak mengerti teknologi (gaptek).

Maka disinilah yang harus menjadi kefokusan pemerintah dalam mengoptimalkan kebijakan yang baru saja hadir dalam mengatasi kelayakan yang dapat membeli BBM bersubsidi jenis pertalite dan solar.

Bagaimana tanggapan kalian ?
Tulis di kolom komentar ya
Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun