Mohon tunggu...
Rama Guna Wibawa
Rama Guna Wibawa Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis terus sampe lupa caranya berhenti, kecuali adzan, makan dan Bucin

Mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) Universitas Isalam Nusantara

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Salat Terus, tapi Kehidupan Tidak Kunjung Membaik ? Ini Dia Penjelasannya

1 Maret 2022   14:23 Diperbarui: 1 Maret 2022   14:31 1095
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Orang yang sedang melaksanakan salat di gurun/ Sumber Foto Diolah dari iStock

Ketika memasuki bulan Isra Miraj, terlintas dibenak saya adalah waktu salat, yang dimana pada saat itu Nabi Muhammad Saw, bernegosiasi kepada Allah swt. Menurunkan waktu salat menjadi 5 waktu dalam 1 hari.
Juga teringat pernyataan Ust Hanan Attaki Lc didalam channel youtube Arroya Official yang berjudul Perbaiki Salatmu Maka Hidupmu Pasti Berubah.

Ustad Hanan Attaki mengutip salah satu firman Allah Swt Surah Al-Baqarah ayat 153 yang artinya wahai orang-orang yang beriman mintalah pertolongan kepada Allah dengan sabar dan mengerjakan salat, sesungguhnya allah beserta orang-orang yang sabar.

Sesungguhnya allah beserta orang-orang yang sabar


Mungkin sudah tidak asing ditelinga kita mendengar, melihat dan membaca arti surat tersebut, para kyai, guru, ulama, ustadz tentang salah satu menjemput pertolongan Allah Swt dengan melakukan ibadah salat.

Mungkin dari kita bertanya salat yang seperti apakah yang bisa menjemput pertolongan Allah Swt dalam kehidupan kita pada saat kita sedang mengalami situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan atau dengan kata lain sedang mendapatkan ujian yang sangat berat.

Juga saya pernah mendengar pernyataan orang-orang disekitar saya mengenai keluhan perbandingan selama melaksanakan salat dengan kehidupannya yang tidak berujung membaik.

"Saya sering salat tapi kok kehidupan saya gini-gini aja".


"Tidak pernah saya ketinggalan salat sekalipun, tapi kenapa ya hidup terasa menderita terus".

"Salat terus, tapi kehidupanku tak kunjung membaik".

"kenapa ya doa saya ga di ijabah, padahal saya salat terus,"

Mungkin dari kita pernah mendengar pernyataan tersebut atau bahkan kita sendiri yang mengalamin nya (salah satunya saya hehe).

Dalam menjawab pertanyaan tersebut, ada suatu kisah yang sangat menarik yang wajib kita renungkan,yang pernah disampaikan sahabat Anas bin Malik Ra.

Mari siapkan Kopi dan rokoknya (bagi yang merokok) duduk dengan tenang dan rapih,  simak baik-baik ya.

Bahwa pada zaman dahulu di masa nabi, terdapat seorang laki-laki di kota Madinah yang melakukan perjalanan antara Syam Ke Madinah untuk berdagang. Ditengah perjalanan laki-laki tersebut di rampok oleh para perampok, ia diberhentikan kemudian seluruh hartanya diambil tanpa terkecuali. Lalu setelahnya laki-laki perampok tersebut menghunuskan pedang kepada orang ini yang sedang melakukan perjalanannya untuk berdagang.

Ilustrasi Perampokan/Sumber foto prfmnews.id
Ilustrasi Perampokan/Sumber foto prfmnews.id
Pedagang ini dengan tenang dan tanpa ada keraguan sedikit pun, sambil menatap mata seorang perampok yang sedang mengarahkan pedang kepadanya. Pedagang tersebut berkata "Wahai Fulan jika engkau menginginkan hartaku, ambilah. Tapi biarkanlah aku melankutkan perjalanan".

Dengan gelagat tubuh yang kurang menyenangkan untuk dipandang dan dengan entengnya pula perampok menjawab " Adapun harta itu sudah menjadi milikku,  sekarang aku menginginkanmu,  aku ingin membunuh mu, " dengan senyumnya yang sinis, penjahat tersebut menatap tajam pedagang tanpa berkedip sedikitpun.

Pedagang pun berfikir, merasa dirinya tidak memiliki jalan keluar lagi, tidak ada yang harus diperbuat dan kebingungan karena tidak ada pilihan yang pasti, hal apa yang akan dilakukannya. Pedang tersebut menjawab "Wahai Fulan jika engkau ingin menyakitiku, membunuhku, maka lakukanlah sekarang juga, tetapi sebelumnya berilah aku kesempatan untuk melakukan salat 2 rakaat terlebih dahulu,".

Lalu perampok ini mengatakan "Iya sudah kalau begitu salatlah, aku akan berikan kau waktu sebentar".

Maka pedagang ini pun mendirikan salat dengan sangat khusyuk dan ketika sedang melaksanakan salat setelah membaca Surah Al-Fatihah pedagang ini pun membaca Surah An-Naml ayat 62.

Surah tersebut artinya "bukankah dia Allah yang memperkenankan doa orang yang dalam kesulitan apabila dia berdoa kepadanya dan menghilangkan kesusahan dan menjadikan kamu manusia sebagai khalifah pemimpin dibumi?  Apakah disamping Allah ada tuhan yang lain? Sedikit sekali nikmat Allah yang kamu ingat.

Pedagang tersebut membaca ayat tersebut dengan syahdu, penuh penghayatan, khusyuk dan perenungan.

Di dalam hatinya yang sangat dalam ia meyakini akan firman-firman Allah swt. Ia berharap kepada Allah swt untuk memberikan pertolongan kepadanya. Hanya Allah lah, menurutnya,  jalan satu-satunya saat ini, karena ia sedang dalam posisi terancam, terdesak, kesulitan dan kesusahan.

Setelah selelsai melaksanakan salat lalu dia mengangkat kedua tangannya dan berdoa kepada Allah dengan menyebut nama-nama Allah yang sangat mulia.

"Wahai tuhan yang maha pengasih, wahai tuhan yang maha penyayang,  wahai tuhan yang memiliki Arsy, wahai tuhan yang menampakkan makhluk, wahai tuhan yang maha mengembalikan, wahai tuhan yang maha melaksanakan apa yang dia kehendaki, aku mohon dengan cahayamu yang memenuhi sudut-sudut Arsymu, hamba mohon kepadamu dengan kekuasaanmu yang menguasai makhlukmu dan dengan rahmatmu yang meliputi segala sesuatu, tidak ada tuhan yang berhak disembah selain engkau ya Allah, wahai tuhan yang maha penolong, tolonglah aku," Ucap doa pedagang itu yang sangat khusyuk dan penuh penghayatan.

Tiba-tiba setelah selesai berdoa, munculah seorang laki-laki dengan pakaian hijau bercahaya yang mengendarai seekor kuda yang berwarna abu, ia lalu mengeluarkan pedang. Perampok tersebut mencoba untuk menyerang laki-laki berkuda itu,  namun laki-laki berkuda itu menendang penjahat tersebut dengan kudanya, sehingga perampok itu terhempas, terjatuh kemudian laki-laki berkuda membunuh perampok itu.

Seketika, pedagang itu bertanya kepada laki-laki berkuda tersebut "siapakah tuan?".

"Ketahuilah saya adalah malaikat yang turun dari langit ketiga, ketika kamu berdoa kepada Allah, hal yang pertama, kami para malaikat mendengar suara gemerincing dari pintu-pintu langit, sehingga para malaikat bertanya-tanya, apa yang sedang terjadi? Tiba-tiba munculah doamu. Yang kedua, hingga pintu-pintu langit terbuka dan menampak lah cahaya yang sangat benderang dan didoamu yang ketiga, datanglah malaikat jibril kepada kami seraya berseru 'siapakah diantara kalian wahai para malaikat, yang mau menolong hamba Allah itu' lalu aku memohon kepada Allah agar ia (jibril)  mengijinkan aku untuk menyelesaikan tugas ini,"

Tamat deeeehh

Begitulah kisah dari keajaibannya suatu ibadah salat yang dimana pedagang mengalami perampokan, lalu situasi yang terdesak, terancam, dan ketidakberdayaanya ia melaksanakan shalat 2 rakaat, lalu Allah Swt mendatangkan pertolongan yang sangat luar biasa untuk menyelesaikan masalahnya.

Lalu apa sih rahasiannya salat pedagang tersebut sehingga ia mendapatkan jawaban langsung dari Allah dalam menyelesaikan suatu permasalahan yang sedang di hadapinnya?

Menurut kata ulama, rahasia salat pedagang tersebut  adalah dia melakukan ibadah salat dengan ikhsan, seperti yang dikatakan nabi dalam bab ikhsan, didalam bab tersebut menerangkan bahwa ketika kita beribadah kepada Allah Swt seakan-akan kita melihat Allah swt. Jika kita tidak bisa melihat Allah maka seakan-akan kita sedang dilihat Allah.

Kuncinya adalah ketika Beribadah kepada Allah Swt seakan-akan kita melihat Allah swt. Jika kita tidak bisa melihat Allah, maka seakan-akan kita sedang dilihat Allah.


Di dalam bab tersebut, mengajarkan kepada kita ketika dalam melaksanakan salat supaya kita mengamalkan bab tersebut agar kita bisa langsung terkoneksi dengan tuhan kita, meyakini dan mengimani bahwa aktivitas, prilaku, tindakan, dan ibadah kita sedang di pantau oleh Allah Swt secara langsung.

Mari kita jadikan momentum Isra Miraj ini sebagai manifestasi mengamalkan segala bentuk ilmu, pengetahuan dan segala yang kita punya dalam rangka mencari keberkahan Allah Swt juga sekaligus lebih giat lagi dalam meningkatkan ibadah kepada Allah swt salah satunya dengan menjalankan salat wajib 5 waktu untuk meningkatkam keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah swt. Aamiin

Wallahu A'lam Bishawab

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun