A.Profil Penulis
Buku sang pemusar gelombang ditulis oleh seseorang yang bernama M. Irfan Hidayatullah, beliau lahir di Tasikmalaya, 3 maret 1973. Ia besar tidak hanya didikan ayah dan ibunya saja, ia pun diasuh oleh kakek dan neneknya. M Irfan Hidayatullah adalah lulusan sastra Indonesia Unpad, gelar magister humaniora yang ia raih di pascasarjana ilmu sastra Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya di UI. dan S3 pun ia raih ditempat yang sama pula.Â
Irfan aktif di komunitas penulis Forum Lingkar Pena dan komunitas Sabtu Buku, Tidak hanya dalam dunia penulisan Irfan pun aktif dalam dunia musik di kelompok vokal (Nasyid mupla) yang ia dirikan bersama teman-temannya di tahun 1995. Begitulah keseharian Irfan yang diisi oleh dunia penulisan, dunia perkuliahan dan dunia permusikan. Maka tidak heran dari keaktifan menulisnya itu, puisi-puisi beliau pernah dimuat di media- media lokal maupun nasional, seperti Pikiran Rakyat, Radar Bandung, Republika, Sabili, Annida dll. Sepak terjang beliau :
1. Tahun 2007 -2009 mengasuh kolom cakrawala dimajalah Annida
2. Tahun 2009 sebagai redaktur jurnal Ilmiah (Jurnal musiologia tahun 2008, jurnal metahumaniora 2009-2010 dan majalah makna 2011.
B. Tahun terbit : Cetakan 1,2012
C. Penerbit : Bandung, Salamadani
D. Jumlah halaman : xvii + 502 hlm
E. ISBN : 978-602-84-5895-5
2.Buku ini diperuntukkan untuk siapa ?
Buku yang sangat luar biasa ini dengan judul sang pemusar gelombang karangam M. Irfan Hidayatullah adalah sebuah novel yang berpusar pada peri kehidupan Syaikh Hasan Al-Banna. Novel ini akan membawa pembaca pada gelombang perubahan yang dipusarkan oleh sosok sang imam Hasan Al-Banna. Sosok dan keteladanan beliau telah menginspirasi peran-peran utama dalam buku tersebut, seperti Hasan si pemuda yang gegar identitas, Randy si aktivitas dakwah militan, dan Cikal seleb terkenal yang terjebak dalam kubangan hedonisme. Keteladanan dan pemikiran beliau dapat menginspirasi seseorang meskipun memiliki perbedaan latar belakang.Â
Maka dari itu saya berspekulasi bahwa novel ini diperuntukkan untuk semua orang, apapun Suku budayanya, agamanya, Rasnya, dapat membaca buku Sang Pemusar Gelombang. Karena novel ini hadir untuk menghidupkan ghirah umat manusia melalui keteladanan Imam Hasan Al-Banna. Senada dengan apa yang disampaikan oleh seorang aktris muslimah sekaligus penulis menyatakan " Sang Pemusar Gelombang menghadirkan sebuah pusaran refleksi baru untuk kehidupan yang kita jalani. membuat kita belajar untuk lebih bijak melakukan sesuatu setiap harinya."
3. Bab mana / bagian mana yang paling disukai dari buku tersebut ?
Pertama,Hal menarik bagi saya ketika membaca buku ini adalah terdapat pada pola pikir Hasan, tokoh utama novel Sang Pemusar Gelombang  terhadap teknologi dan perkembangan zaman. Hasan ketika pergi kemanapun dalam situasi dan kondisi apapun selalu membawa laptop kesayangannya itu, dikarenakan hal tersebut lah yang menyebabkan Hasan selalu mendapatkan cibiran dan cemoohan dari teman-temannya. "Kamu tidak bisa menggantungkan hidupmu pada alat kapitalisme itu"
 Hasan menjawab dengan enteng. "Teknologi memang bagian dari produk manusia yang bisa mempermudah kapitalisme berkembang. Tapi disisi lain, kita bisa membuatnya lebih bermanfaat dari sekedar kapitalisme." (Halaman 15-16).Â
Dari dialog tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa teknologi laksana pisau bermata dua, Pisau dapat digunakan untuk melukai bahkan membunuh seseorang, juga dapat digunakan untuk meringankan beban pekerjaan seseorang dalam aktivitas kesehariannya. Jadi ketika berbicara soal media fokus pembicaraannya bukan pada APA melainkan SIAPA, artinya bukan soal teknologinya melainkan siapa yang menggunakan teknologi tersebut. Hasan menggunakan teknologi untuk sesuatu hal yang yang bernilai positif, baik untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain.Â
Saya tidak sepakat dengan pendapat teman-temannya Hasan, bahwa Hasan tidak bisa menggantungkan hidupnya itu pada alat kapitalisme. Menurut hemat saya, Cara berfikir temannya itu terlalu sempit dan kaku. Karena memandang sesuatu itu hanya pada satu persfektif saja. tidak memandang suatu hal dari berbagai sumber atau persfektif-persfektif lainnya. saya berpendapat bahwa teknologi itu tidak hanya sebatas alat kapitalisme semata, melainkan jika dikaji lebih dalam lagi, banyak sekali manfaat yang bisa diambil dari kehadiran teknologi tersebut, baik dalam bidang informasi dan komunikasi, bidang ekonomi dan industri, bidang sosial dan budaya, bidang pendidikan dan politik.
*Bidang Informasi dan Komunikasi :
1. Mendapatkan informasi jauh lebih cepat, akurat dan tepat
2. Mudah mendapatkan informasi meskipun berada dibelahan dunia sekalipun
3. Mempermudah komunikasi antar manusia, meskipun berada pada jarak yang relatif jauh.
*Bidang Sosial dan Budaya :
1. Memperluas wawasan akan keberagaman agama, ras, suku dan budaya demi mewujudkan tali persaudaraan dalam bingkai toleransi.
2. Meningkatkan rasa cinta terhadap kebudayaan sendiri, karena kebudayaan kita tidak kalah kerennya dengan kebudayaan luar.
*Bidang Politik
1. Timbulnya kesadaran regionalisme, yang dapat melahirkan kekuatan ekonomi
Kedua, bagian yang paling saya sukai dan menarik ketika membaca buku Sang Pemusar Gelombang ketika membaca di halaman 48 yang begitu memperhatikan masyarakat kecil "Dan itu semua nyata sekali pada lingkungan seperti tempat Hasan saat ini berada. ia tidak pernah mengerti bagaimana orang dengan mudahnya mengeluarkan uang untuk sesuatu yang harganya selangit padahal di trotoar masih banyak orang yang membeli roti pun dirasakannya sangat mahal".Â
Saya begitu terharu atas pemikiran Hasan, meskipun hidup nya terbilang enak, namun tetap memikirkan orang-orang kecil yang tertindas tersebut. Tidak semua orang mempunyai pemikiran seperti Hasan. Kebanyakan orang ketika hidupnya terasa enak lebih mementingkan kepentingan dan kepuasan pribadinya saja. Seharusnya pemikiran tersebut hadir bukan hanya pada Hasan seorang saja, melainkan harus hadir pula pada semua orang, setiap kalangan dan setiap golongan, apalagi dari pihak pemangku kebijakan. sudah seharusnya pihak pemerintah sadar betul akan kondisi dan situasi masyarakat kecil yang kurang diperhatikan. Saya begitu miris melihat pemangku kebijakan di media-media lokal maupun nasional yang seharusnya membela, melindungi dan mensejahterakan masyarakat, malah menipu, memanfaatkan dan menyengsarakan rakyat.Â
Menurut laporan Indonesian Corruption Watch (ICW) menunjukkan kerugian negara akibat korupsi mencapai Rp. 26,83 triliun pada semester 1 tahun 2021. Sedangkan jumlah kasus korupsi yang berhasil ditemukan aparat penegak hukum pada periode tersebut sebanyak 209 kasus dengan jumlah 482 tersangka yang diproses hukum. Artinya bahwa bagaimana masyarakat Indonesia akan sejahtera, adil dan makmur, damai dan tentram. sedangkan sebagian oknum penguasa masih banyak yang memanfaatkan kekuasaannya hanya untuk kepentingan dan kepuasaan perutnya saja.
 semoga dengan membaca pernyataan tersebut di halaman 48 ini mampu meningkatkan rasa kepeduliaan saya khususnya, umumnya untuk kita semua terhadap masyarakat-masyarakat kecil yang tertindas. Saya berharap kedepannya Pihak pemerintah dan masyarakat saling bahu-membahu  mewujudkan Indonesia yang lebih bermutu dan sejahtera.
ketiga, saya begitu tertarik ketika diskusi Hasan dan teman-temannya mengenai bagaimana rasanya jika kalian diperlakukan seperti hewan, teman-temannya mulai kebingungan dan  Temannya sangat kesal dengan pertanyaan tersebut.Â
lalu temanya itu berpendapat bahwa jelas tidak ada seorang pun yang mau dan suka diperlakukan seperti hewan. " Pertanyaan macam apa itu san, ?" Tanya leo (Halaman 342).
 "Itu pertanyaan konyol, tentu nggak ada orang yang suka diperlakukan seperti binatang." Sambar temannya (Halaman 342).Â
Lalu Hasan menjawab dengan mengutip pernyataan tokoh Karl Marx soal manusia, bahwa manusia itu adalah makhluk bertanya, bahkan mempertanyakan dirinya sendiri dan seluruhnya. Misalnya, Siapakah saya ? untuk apa saya diciptakan ? apa tujuan hidup saya? apa yang harus saya lakukan ? hal apa yang harus saya tinggalkan ?. Hasan mempertegas pernyataan itu bahwa hal tersebutlah yang menjadikan kenapa manusia lebih tinggi dari pada binatang.
 Manusia itu nalurinya tetaplah manusia, tak bisa diubah atau berubah jadi naluri binatang, sekalipun berkelakuannya seperti binatang dan saat manusia melakukan sesuatu yang enggak sesuai dengan kodratnya, batinnya bakal goyah dan berusaha menjadi kebenaran.Ujar Hasan (Halaman 344).Â
Saya sepakat hal apa yang menjadi pemikiran Hasan mengenai manusia lebih tinggi dari pada binatang dalam segi derajat, karena yang membedakan manusia dan binatang itu adalah akal. Akal tersebutlah yang menyebabkan zaman semakin berkembang, sedangkan binatang tidak memiliki akal dan hanya mengandalkan insting, kepekaan dan komunikasi sesama jenisnya saja.Â
Senada pula dengan apa yang disampaikan oleh Descartes "Kita ada, karena kita berfikir". saya begitu heran kepada sebagian orang yang merasa terbebani ketika dirinya terus berifkir "males ah, males mikir" atau "aku tipikal orang yang gak mau ambil pusing" padahal menurut saya, berfikir itu merupakan sebuah otak yang sedang bekerja mencerna suatu informasi yang masuk yang menjadikan otak kita lebih encer karena sering bekerja. Layaknya sebuah pedang apabila terus ditempa maka akan berubah menjadi tajam.Â
Dari pernyataan tersebut dapat di ambil pelajaran bahwa sudah selayaknya kita sebagai manusia untuk terus berfikir, menanyakan segala hal, begitulah naluri manusia yang selalu penasaran terhadap sesuatu. Supaya kita mendapatkan informasi-informasi baru, pemahaman dan wawasan baru yang berguna dimasa yang akan datang.
4. Apa Manfaat dari membaca buku tersebut ?
Dari buku Sang Pemusar Gelombang karangan M. Irfan Hidayatullah banyak sekali manfaat, pelajaran, hikmah dan intisari yang bisa saya ambil dan implementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Â Bagaimana sosok keteladanan Hasan Al-Banna mampu menjadi inspirasi bagi masyarakat luas, baik dalam segi kepemimpinannya, wawasannya, organisatorisnya, idealisnya dll.Â
Dari buku ini saya sedikit mengetahui siapa itu Hasan Al-Banna, bagaimana kehidupannya, bagaimana pemikiran dan gagasannya. Hasan Al-Banna lahir pada abad ke-19, tepatnya pada 14 oktober 1906, ia lahir didaerah yang bernama Al-mahmudiyah, diwilayah Al-Buhairah kota mesir. Ayahnya bernama Syaikh Ahmad Abdurrahman Al-Banna Al-sa'ati. Ia adalah seorang imam, ulama, dan guru agama. Dalam menghidupi keluarganya, ayahnya menjual gramofon dan tukang jam (Halaman 68).Â
Hal yang menarik dari sosok Hasan Al-Banna adalah ketika beliau berumur 13 tahun, ia mengikuti demonstran saat revolusi melawan pemerintahan Inggris ditahun 1919. Di umur yang relatif muda tersebut Hasan Al-Banna memperhatikan situasi keadaan negara. Jauh banget ketika saya berada di umur segitu, banyak dihabiskan nongkrong, Main kesana kesini dll (Boro-boro mikirin negara, mikirin diri sendiri aja belum becus hahaha). Nah yang paling luar biasa dari beliau adalah ketika beliau menginjak umur 14 tahun sudah hafal al-quran, masya allah banget kan.Â
Pada tanggal 20 maret 1928 Hasan Al-Banna mendirikan suatu perkumpulan yang dinamakan Ikhwanul muslimin. Organisasi tersebut ia dirikan bersama enam orang temannya di kota islamiyyah. Perkumpulan ini fokus pada amal shaleh tidak ada istimewa istimewa lainnya.
Namun seiring berjalannya waktu, organisasi ini berkembang hanya selang waktu 2 tahun saja.
1930'an Ikhwanul muslimin telah memiliki cabang di setiap provinsi di Mesir, yang menjadi faktor berkembangnya organisasi Ikhwanul muslimin adalah karena kepemimpinan Hasan Al-Banna dan ideologi organisasinya.
Kenapa sih faktor kepemimpinan nya menjadi faktor kemajuan organisasi ? karena Hasan Al- Banna selalu berdakwah dan menyampaikan ide, gagasannya itu menyentuh setiap kelas sosial yang ada di masyarakat .ia sering berdakwah di warung-warung kopi, yang mana pada saat itu merupakan hal baru.
Hasan Al -Banna tidak hanya memikirkan isu agama saja, melainkan isu-isu kesenjangan yang dialami rakyat Mesir pun jadi perhatiannya.
Yang menjadi dirinya cerdas dan berbakat dalam segi pengetahuan dan wawasannya ialah, Ia selalu mendisiplinkan dirinya dalam management waktu, siang hari ia sering gunakan waktunya untuk menuntut ilmu, kemudian membantu orang tuanya membuat dan membetulkan jam hingga sore hari. Menjelang tidur ia gunakan waktunya untuk mengulang kembali pelajaran sekolah, dan terakhir setelah shubuh ia gunakan untuk membaca dan menghafal Al-quran.
berikut ulasan buku Sang Pemusar Gelombang karangan M. Irfan Hidayatullah, semoga bisa bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari.
Biarkan langit tetap membiru dan padi tetap menguning
wassalammualaikum wr.wbÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H