Bandung - Pengurus Komisariat Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Universitas Islam Nusantara (PK PMII UNINUS) menyelenggarakan kegiatan Diskusi Online Sinau Bersama Kyai dengan tema "Ahlusunnah Wal Jamaah dan Indonesia Masa Kini" Melalui Zoom, jumat (23/04)
Diskusi online ini dimulai pada pukul 20.30 Wib dengan pemateri KH. Hasan Nuri Hidayatullah yang merupakan ketua Tanfidziyah PWNU Jawabarat sekaligus pengasuh ponpes Asshiddiqiyah Karawang dan Abdul Barkah MM Ketua PK PMII UNINUS selalu moderator
Ketua PK PMII UNINUS, Abdul Barkah MM, menyampaikan kegiatan diskusi online ini berangkat dari kebutuhan mahasiswa untuk mengisi di bulan suci ramadhan dengan gerakan-gerakan yang berlandaskan Ahlusunnah Wal Jamaah.
"Ahlusunnah Wal Jamaah sebagai kerangka berfikir di PMII ini menjadi sebuah kesadaran yang mampu berperan aktif dalam setiap sektor di kehidupan masyarakat. " Ucap Barkah
Barkah berharap, dalam mendakwahkan ahlusunnah Wal Jamaah kaum nahdliyin harus lebih kreatif dan inovatif, dengan begitu kedepannya PMII mampu menjadi barometer atau navigator gerakan mahasiswa.
"Mudah-mudahan kader PMII UNINUS khususnya, umumnya kader-kader nahdliyin selalu istiqomah dan meyakini bahwa dengan mendakwahkan Ahlussunnah Wal jamaah dengan dengan cara kreatif dan inovatif mampu menjadi barometer atau navigator gerakan mahasiswa." Ujar Barkah saat dihubungi via telepon
Didalam diskusi tersebut, ketua Tanfidziyah PWNU Jawabarat KH. Hasan Nuri Hidayatullah menjelaskan Nahdlatul Ulama adalah organisasi yang berpegang teguh kepada Ahlusunnah Wal jamaah
"Pada zaman ini untuk memberikan pedoman kepada masyarakat para alim ulama NU senantiasa melakukan perkumpulan para alim ulama, melakukan batsul masail untuk memberikan jawaban atas persoalan yang ada". Ujar Kyai yang akrab disapa Gus Hasan.
Lanjutnya, dalam ranah penafsiran atas syariat mesti bisa fleksibel dengan setiap perubahan zaman, kehadiran ijma dan qiyas dalam tubuh Nahdlatul ulama merupakan ikhtiar dari para alim ulama untuk kemudian dapat menjawab segala persoalan atau tantangan zaman.