Seonggok asa sempat menggelayut ketika rezim nurdin halid berhasil di rubuhkan, namun ternyata seonggok asa itu tetap menggelayut dan menggantung,setelah era johar arifin gagal total dan malah berbalik ke rezim lama. Apakah kita sebagai anak2 bangsa pencinta sepakbola masih harus menunggu lagi? Menunggu sampai kapan? Mengapa orang2 yang jelas2 kasat mata tidak membawa sepakbola ini ke arah kebaikan bisa berkuasa?? Apakah sebegitu boodohnya? Atau matinya hati nurani kita? Akhir kata akankah seonggok asa itu akan terus dan tetap menggelayut dan menggantung? Ataukah kita yang mengaku pencinta sepakbola ini berani untuk meraih asa itu dan berteriak "ini pssiku" "ini timnasku" "ini sepakbolaku" sepakbola indonesia. Salam dari medan..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H