Mohon tunggu...
Ramadianto Machmud
Ramadianto Machmud Mohon Tunggu... Freelancer - Citizen Journalism

Email: ramadianto.machmud@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Pasar Pinasungkulan Sepi Tanda Matinya Ekonomi Kota

5 Mei 2022   16:47 Diperbarui: 5 Mei 2022   16:51 567
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Suasana Pasar Pinasungkulan Sagrat Kota Bitung, sepi pembeli/Ramadianto Machmud

Pasar Pinasungkulan Sagrat Kota Bitung di tahun 2022 akhir, diprediksi sejumlah warga lokal bakal ditinggalkan para pedagang dan pasti beralih fungsi menjadi bangunan terbengkalai.

Pasar Pinasungkulan yang dibangun oleh mantan Wali Kota Bitung almarhum Hanny Sondakh, beberapa tahun silam, kini tak lagi dilirik para pedagang dan pembeli. Bahkan ada warga yang menjuluki sebagai pasar "setan".

Selain sepi pembeli, situasi pasar Pinasungkulan mulai ditinggalkan para pemasar yang tidak lagi mendapat keuntungan yang sepadan dari hasil jual beli. Bahkan ada beberapa pemasar yang pindah lokasi, hingga gulung tikar. Namun ada pula yang berganti profesi.

Foto: Kios dan Lapak pasar pinasungkulan sepi penjual/Ramadianto Machmud
Foto: Kios dan Lapak pasar pinasungkulan sepi penjual/Ramadianto Machmud

Diawal beroperasi, pasar Pinasungkulan diharapkan menjadi pasar unggulan di Kota Bitung. Selain lokasi tertata dengan memperhatikan estetika kota dan jalur transportasi yang baik, pun memiliki sejumlah kriteria sebagai pasar tradisional modern pertama di Kota Bitung.

Seiring waktu, hingga bergulirnya kepemimpinan wali kota sampai saat ini, pasar Pinasungkulan kurang mendapat perhatian serius dari pemerintah. Sering pengembangan serta penataannya hanya sebatas wacana guna meraup popularitas menjelang masa kampanye.

Para pemangku kebijakan saat ini terkesan sulit memajukan lalu lintas perdagangan di kota bitung. Padahal, kota bitung selain kota pelabuhan, tetapi juga sebagai pusat kota industri di Provinsi Sulawesi Utara.

Perkembangan kota bitung masih terbilang cepat ketimbang daerah Minahasa Raya, Bolmong Raya, dan Nusa Utara. Namun, masih berada di bawah Kota Manado yang notabene ibukota provinsi.

Dari sisi teknologi dan informasi, kota bitung berada di posisi kedua setelah Kota Manado. Kota Bitung menyematkan diri sebagai salah satu kota smart city sekaligus digital city. Bahkan sedang berupaya sebagai kota layak anak.

Foto: Lapak Ikan terlihat kosong dan kurang peminat/Ramadianto Machmud
Foto: Lapak Ikan terlihat kosong dan kurang peminat/Ramadianto Machmud

Herannya, sekelas pasar pinasungkulan, para pemangku kebijakan tidak bisa merealisasikan sebagai pasar tradisional modern. Justru sikap acuh tak acuh pemerintah kota akan masa depan pasar pinasungkulan menjadi tanda tanya besar bagi roda perekonomian kota bitung.

Upaya relokasi pasar yang tak lagi memenuhi syarat dari sisi estetika kota ke pasar pinasungkulan hanya menjadi umpan segar bagi para pencari dukungan politik. Sungguh miris sekaligus ironis.

Seharusnya pemerintah berpikir lebih jauh ke depan tanpa harus terjepit oleh kepentingan-kepentingan segelintir orang. Namun pada kenyataannya banyak pemimpin terjebak oleh dinamika yang dibuatnya sendiri.

Foto: Jalan Utama Pasar Pinasungkulan Sagrat/Ramadianto Machmud
Foto: Jalan Utama Pasar Pinasungkulan Sagrat/Ramadianto Machmud

Maka tak mengherankan jika nanti pasar pinasungkulan akan menjadi ikon baru kota bitung, sebagai monumen kematian ekonomi kota bitung akibat kepentingan politik semata. Ini harus segera direspon melalui kebijakan yang nyata bukan semu.

Tahun politik akan segera tiba, isu-isu sentral mulai dinyanyikan oleh segelintir oknum. Sebagai wujud keprihatinan yang dibalut ribuan kepentingan. Seperti banjir, agraria, ketimpangan sosial, hingga relokasi-relokasi pusat ekonomi strategis.

Mudah-mudahan pasar pinasungkulan menjadi objek teratas dalam kompetisi para elit partai yang sekedar meraup suara serta dukungan politik semata.

Foto: Kios pasar Pinasungkulan mulai banyak ditinggalkan penjual/Ramadianto Machmud
Foto: Kios pasar Pinasungkulan mulai banyak ditinggalkan penjual/Ramadianto Machmud

Paling tidak, pasar pinasungkulan tetap menjadi primadona meskipun hanya sebagai lokasi tambang suara pemilu nanti. Termasuk pasar-pasar lainnya, seperti pasar Winenet dan pasar Girian yang memerlukan peremajaan dan penataan kembali.

Atau pasar pinasungkulan hanya akan menjadi pertanda kemunduran ekonomi dan kuatnya kebijakan populis yang mementingkan rating elektabilitas parpol. Semua tergantung warga dan pemerintah kota bitung. Kalau bukan kita siapa lagi?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun