Pasar Pinasungkulan Sagrat Kota Bitung di tahun 2022 akhir, diprediksi sejumlah warga lokal bakal ditinggalkan para pedagang dan pasti beralih fungsi menjadi bangunan terbengkalai.
Pasar Pinasungkulan yang dibangun oleh mantan Wali Kota Bitung almarhum Hanny Sondakh, beberapa tahun silam, kini tak lagi dilirik para pedagang dan pembeli. Bahkan ada warga yang menjuluki sebagai pasar "setan".
Selain sepi pembeli, situasi pasar Pinasungkulan mulai ditinggalkan para pemasar yang tidak lagi mendapat keuntungan yang sepadan dari hasil jual beli. Bahkan ada beberapa pemasar yang pindah lokasi, hingga gulung tikar. Namun ada pula yang berganti profesi.
Diawal beroperasi, pasar Pinasungkulan diharapkan menjadi pasar unggulan di Kota Bitung. Selain lokasi tertata dengan memperhatikan estetika kota dan jalur transportasi yang baik, pun memiliki sejumlah kriteria sebagai pasar tradisional modern pertama di Kota Bitung.
Seiring waktu, hingga bergulirnya kepemimpinan wali kota sampai saat ini, pasar Pinasungkulan kurang mendapat perhatian serius dari pemerintah. Sering pengembangan serta penataannya hanya sebatas wacana guna meraup popularitas menjelang masa kampanye.
Para pemangku kebijakan saat ini terkesan sulit memajukan lalu lintas perdagangan di kota bitung. Padahal, kota bitung selain kota pelabuhan, tetapi juga sebagai pusat kota industri di Provinsi Sulawesi Utara.
Perkembangan kota bitung masih terbilang cepat ketimbang daerah Minahasa Raya, Bolmong Raya, dan Nusa Utara. Namun, masih berada di bawah Kota Manado yang notabene ibukota provinsi.
Dari sisi teknologi dan informasi, kota bitung berada di posisi kedua setelah Kota Manado. Kota Bitung menyematkan diri sebagai salah satu kota smart city sekaligus digital city. Bahkan sedang berupaya sebagai kota layak anak.