Mohon tunggu...
Ramadianto Machmud
Ramadianto Machmud Mohon Tunggu... Freelancer - Citizen Journalism

Email: ramadianto.machmud@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Jelajah TKG: Daya Magis Hutan Adat "Aer Ujang" Danowudu

27 April 2021   18:12 Diperbarui: 27 April 2021   18:16 711
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: Istimewa/koleksi pribadi

Halo guys!!! para traveler dan backpacker nusantara, kali ini Tim Kaki Gatal (TKG) akan berkunjung ke lokasi pemandian adat yang hampir saja digilas pembangunan jalan tol, kira-kira 13 km panjangnya. Pasti penasaran, kan? Lanjut aja ya, guys...

Mata Aer Hujan Danowudu namanya. Berlokasi tepat di hutan adat bagian utara Kota Bitung Provinsi Sulawesi Utara atau lebih tepatnya berada di Kelurahan Danowudu Kecamatan Ranowulu.

Jarak tempuh dari terminal bandara internasional Sam Ratulangi sekitar 33 km dengan memakan waktu kurang lebih 57 menit untuk tiba ke posisi kumpul, guys. Kemudian dilanjutkan dengan berjalan kaki sekitar 5-10 menit dan melewati turunan tajam (Hati-hati jalannya licin, guys).

Biaya untuk sekali jalan dari bandara ataupun pusat kota Manado ke lokasi tidak lebih dari 100 ribu rupiah, menggunakan jasa angkutan kota di terminal Paal 2. Bisa juga menggunakan ojek online, ya guys.

Sumber foto: Aliansi Mata Aer Ujang/dokpri
Sumber foto: Aliansi Mata Aer Ujang/dokpri
Setibanya disana guys, kita akan disuguhkan keindahan dinding batu berlapis yang agak menggantung. Dibawah dinding batu tersebut, ada sekitar 11 titik mata air yang berasal dari celah-celah batu yang membentuk selayaknya air hujan.

Dari penuturan warga setempat, lokasi mata aer ujang tersebut, sudah ada sejak lama sebelum tahun 1908 di awal pembentukan perkampungan yang dikenal dengan nama negeri Danowudu.

Sumber foto: Istimewa/koleksi pribadi
Sumber foto: Istimewa/koleksi pribadi
Menurut sejarahnya ya guys, mata aer ujang sendiri sering menjadi lokasi ritual bagi sejumlah prajurit, walak (kepala kampung) Minahasa sebelum berperang kala itu.

Tak hanya itu guys, warga adat setempat percaya, mata aer hujan punya daya magis. Selain memberikan kekuatan spiritual, dapat pula menghilangkan kejenuhan dan membuat kita segar juga lebih semangat. (Hehe... Seperti di film-film laga, gitu guys)

Sumber foto: Istimewa/koleksi pribadi
Sumber foto: Istimewa/koleksi pribadi
Selain itu, mata air di sana juga menyuplai air bersih setidaknya di tiga kelurahan di Kota Bitung. Itu diketahui dengan adanya bak penampungan PDAM disampingnya. Aer hujan sendiri dikenal akan kejernihannya,  sehingga aman untuk langsung dikonsumsi.

Gimana, guys? Tertarik lanjutkan petualanganmu? Let's go, don't be late!!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun