Diceritakan, ada sebagian dari ulama sholeh terdahulu sering kali mengunjungi  sahabat muslimnya setiap setahun sekali, salah satunya ulama sholeh yang satu ini. Pada suatu hari, ulama sholeh ini  pergi mengunjungi sahabat nya yang jauh.
Dan ketika sudah sampai di tempat tujuan, seperti orang-orang umumnya, ulama tersebut mengetuk pintu rumah temannya dan menunggu temannya membukakan pintu. Akan tetapi, dari dalam rumah terdengar suara perempuan yang bukan lain adalah istri dari temannya si ulama, sambil membukakan pintu, perempuan tersebut bertanya.
Istri    : " siapa kamu? " dengan ekspresi yang sinis.
Ulama  : " aku temannya suamimu " jawab ulama tersebut.
Istri: " apa tujuanmu datang ke sini? " tanya si perempuan tersebut dengan nada keras.
Ulama  : " tujuanku ke sini ingin bertemu dengan suamimu " jawab ulama dengan merasa keheran-heranan dengan kelakuan istri sahabatnya tersebut.
Istri : " suamiku tidak ada di rumah dia sedang mencari kayu bakar, semoga saja dia tidak kembali lagi "jawab perempuan tersebut dengan wajah kesal sembari mendoakan suaminya yang buruk.
Dan saat perbincangan itu pula, sahabat ulama tersebut datang sembari membawa kayu bakar. Akan tetapi, yang membuat ulama tersebut keheran-heranan yaitu sahabatnya tersebut tidak membawa kayu bakar dengan sendirinya maupun memakai peralatan lain, melainkan yang digunakkan untuk mengangkat kayu tersebut adalah macan yang terkenal buas.
Sembari menurunkan kayu tersebut, sahabatnya mencium singa tersebut dan mendoakannya lalu berkata.
Sahabat ulama : " pulanglah!, dan semoga allah membalas kebaikan mu " kata sahabat ulama  tersebut.
Lalu setelah macan itu pergi, sahabat ulama tersebut menemui ulama yang mendatanginya lalu mengucapkan salam, menyambutnya dan disuruhnya masuk ke rumahnya. Seperti tamu umumnya, sahabat ulama tadi menjamunya dan berbincang-bincang.