Mohon tunggu...
Ramadhan Tosepu
Ramadhan Tosepu Mohon Tunggu... -

Mengisahkan seputar lingkungan, dan mewartakan nilai-nilai kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

“Amplop” Buat Dosenku

5 April 2012   05:57 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:01 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Setiap warga Negara berhak mendapatkan pendidikan yang layak” demikian yang sering terucap bagi kaum pendidik dan kaum yang harus mendapatkan pendidikan.Kalimat pembuka tersebut memberikan makna betapa pendidikan sangat penting bagi warga Negara, kaya, miskin, cerdas, kurang cerdas harus mendapatkan pendidikan.Dari play group sampai perguruan tinggi kesemua itu adalah hak bagi insan negara

***

Entah, kalimat pembenaran apa yang bisa dijadikan sebagai unsur penguat dari mahasiswa yang sering memberikan Amplop pada dosen. Menjaditenaga pengajar memang terasa berat tantangannya, berbagai “godaan” kerap kali mendekat, yang tentunya godaan tersebut mengalahkan “godaan” yang dilakukan syaitan. Jika demikian adanya syaitan pun bisa tidur nyenyak karena tugas yang seharusnya ia lakukan telah dilakukan manusia. Mungkin inilah penyebabnya manusia banyak yang mengalami berbagai penyakit.

***

Selaku tenaga pengajar di almamaterku, tugas tridharma tinggi pun menjadi kewajiban yang harus dilakukan, salah satunya dengan menjadi tim penguji dalam ujian proposal mahasiswa. Seperti biasa mahasiswa yang akan ujian proposal, hasil, skripsi selalu menyiapakan makanan kecil ala kadarnya buat tim penguji, ini hal yang wajar terlebih jika pelaksanaan ujian tersebut dilakukan pada siang hari, Itupun tidak menjadi keharusan. Namun menjadi berbeda pada seminar yang dilaksanakan hari itu ternyata dalam bingkisan yang mahasiswa tersebut terdapat sebuah “Amplop” yang tentunya berisikan “SESUATU”. Yah, karena bingkisan itu saya serahkan pada salah seorang staf, dalam perjalanan pulang kerumah ia menghubungi “Pak, bingkisan ini ada amplopnya”, kubalas sms tersebut “kembalikan bingkisan itu kepada mahasiswa”. Kok, gini kejadiannya. Teringgat tanggapan Alex Noerdin salah satu calon gub DKI Jakarta, dalam acara talk show di salah satu stasiun swasta, dia mengatakan adanya tuduhan menerima 2,5% dana wisma atlit buatnya, oleh temannya mengatakan dia tidak percaya kalau pak alex menerima uang itu, karena biasanya 5 %, ha..ha..ha… Waduh, kacau negeri ini harus mulai dari mana untuk memperbaikinya.

***

Haruskah dengan cara itu agar semua urusan bisa selesai! Mungkin inilah yang dinamakan “Sistemik Amplop” . Kok, amplop yang disalahkan, mudah-mudahan pemilik perusahaan amplop tidak membaca tulisan ini, bang napi berkata Waspadalah. Andai saja polisi tahu isi hati setiap laki-laki, maka penjara akan dipenuhi kaum lelaki, karena setiap saat lelaki selalu MENCURI hati sang wanita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun