3. Diare
Gejala IBS yang ketiga adalah diare. Diare pada IBS menyebabkan peningkatan frekuensi buang air besar dan konsistensi tinja yang lebih cair. Sama seperti sembelit, diare pada IBS dapat bervariasi dalam intensitas dan durasinya. Penderita IBS yang mengalami diare mungkin merasa perlu untuk sering pergi ke toilet, bahkan dalam waktu singkat setelah makan.Â
Diare pada IBS juga dapat disertai dengan ketidaknyamanan perut dan sensasi mendesak untuk buang air besar. Perubahan dalam pola buang air besar, termasuk munculnya diare, dapat menjadi salah satu gejala yang mengindikasikan gangguan pada fungsi usus. Penting untuk mencari bantuan profesional jika gejala diare persisten atau mengganggu aktivitas sehari-hari. Dalam beberapa kasus IBS, penderita dapat mengalami fluktuasi antara episode sembelit dan diare, yang disebut sebagai tipe campuran. Hal ini menekankan kompleksitas kondisi ini dan menyoroti pentingnya pendekatan yang individualized dalam pengelolaan IBS.
Mengenali Irritable Bowel Syndrome (IBS) dan gejalanya merupakan langkah awal dalam pengelolaan kondisi ini. IBS adalah kondisi yang mempengaruhi kualitas hidup banyak orang, dan pemahaman yang baik tentang gejalanya dapat membantu individu untuk mencari bantuan medis dan mengambil langkah-langkah pengelolaan yang sesuai. Namun demikian, penting untuk diingat bahwa diagnosis dan penanganan IBS sebaiknya dilakukan oleh profesional kesehatan. Jika kamu mengalami gejala yang mencurigakan, segera konsultasikan dengan dokter untuk evaluasi lebih lanjut dan perencanaan pengelolaan yang efektif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H