Perasaan mati rasa akibat trauma psikologis dapat menjadi faktor lain yang mendorong seseorang untuk melakukan self-harm. Trauma psikologis dapat merusak keseimbangan emosional dan mental seseorang, menyebabkan perasaan mati rasa, kehampaan, atau kehilangan kontrol atas kehidupan mereka. Melalui tindakan self-harm, seseorang mungkin mencoba merespons perasaan mati rasa tersebut dengan mendatangkan rasa sakit fisik. Proses ini dapat memberikan pengalaman yang bersifat nyata, memberikan perasaan hidup kembali, atau sementara melepaskan mereka dari mati rasa yang mendalam. Namun, penting untuk diingat bahwa self-harm bukanlah solusi jangka panjang atau cara yang sehat untuk mengatasi trauma psikologis. Pengobatan profesional, dukungan sosial, dan teknik koping yang lebih baik dapat membantu individu menghadapi dan mengatasi dampak traumatis dengan cara yang tidak merugikan diri sendiri.
4. Merasa Putus Asa dengan Permasalahan yang Dihadapi
Merasa putus asa dengan permasalahan yang dihadapi juga dapat menjadi alasan seseorang melakukan self-harm. Perasaan putus asa dapat muncul ketika seseorang merasa tidak mampu mengatasi atau menanggulangi permasalahan yang kompleks atau berat dalam hidup mereka. Dalam situasi seperti ini, self-harm dapat dianggap sebagai cara untuk meredakan tekanan emosional dan memberikan rasa kendali atau pengendalian yang hilang. Namun, perlu ditekankan bahwa self-harm bukanlah strategi yang efektif atau aman untuk mengatasi putus asa. Menghadapi perasaan tersebut dengan bantuan profesional, dukungan sosial, dan pengembangan keterampilan koping yang sehat dapat memberikan solusi yang lebih baik dan berkelanjutan. Mengajak seseorang untuk mencari pertolongan profesional merupakan langkah penting dalam membantu mereka mengatasi putus asa tanpa merugikan diri sendiri.
Dalam mengeksplorasi fenomena self-harm dan alasan di baliknya, kita perlu mengingat bahwa topik ini memerlukan pendekatan yang sensitif dan pemahaman mendalam. Memahami alasan-alasan tersebut dapat membantu kita menjadi lebih peka terhadap individu yang mungkin mengalami kesulitan emosional. Namun, sangat penting untuk mengajak mereka mencari bantuan profesional, seperti konselor atau psikolog, agar dapat menjalani proses penyembuhan yang lebih tepat dan mendalam. Melalui dukungan dan pemahaman, kita dapat bersama-sama menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung bagi setiap individu yang mengalami kesulitan mental.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H