Mohon tunggu...
Ramadhan Landung Muliawan
Ramadhan Landung Muliawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Pembangunan Jaya

-

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

5 Penyebab Luka Batin Masa Kecil yang Berpengaruh hingga Dewasa

21 Februari 2024   06:32 Diperbarui: 21 Februari 2024   08:31 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada setiap perjalanan hidup, kita membawa beban pengalaman masa kecil yang membentuk identitas dan kesejahteraan psikologis kita. Luka batin yang tercipta di masa kecil seringkali memiliki kekuatan yang memanifestasikan diri hingga kita dewasa. 

Memahami akar penyebab luka ini menjadi langkah awal yang penting dalam menjalani perjalanan penyembuhan dan pertumbuhan pribadi. Mari kita telusuri lebih dalam lima penyebab luka batin masa kecil yang dapat meracuni jiwa kita di kemudian hari:

1. Abandonment (Pengabaian)

Mengalami pengabaian, terutama dari orang tua atau figur otoritas, adalah luka batin yang dapat menciptakan kecemasan dan ketidakamanan yang mendalam. Perasaan ditinggalkan bisa membayangi setiap aspek kehidupan, membuat sulit untuk membangun hubungan yang kokoh di masa dewasa. 

Luka ini dapat menghancurkan fondasi kepercayaan diri, menciptakan keraguan tentang apakah kita layak dicintai, dan menimbulkan ketakutan terus-menerus kehilangan orang yang kita sayangi. 

Selain itu, kesulitan untuk membuka hati dan mempercayai orang lain bisa menjadi efek jangka panjang, menghasilkan tembok emosional yang sulit diatasi.

2. Rejection (Penolakan)

Penolakan dalam bentuk apapun dapat memberikan dampak psikologis yang dalam dan meresap ke dalam jiwa. Ketika kita mengalami penolakan, entah dari teman sebaya, keluarga, atau bahkan diri sendiri, rasa tidak berdaya dan meragukan nilai diri bisa menjadi teman setia. Terkadang, kita bisa membawa perasaan penolakan tersebut sebagai beban yang berat, menyembunyikan kelemahan kita di balik senyum dan kedamaian. Hal ini mungkin berdampak pada cara kita berhubungan dengan orang lain, mungkin menjauhkan diri atau bahkan menyembunyikan bagian yang sebenarnya dari diri kita agar terhindar dari potensi penolakan lebih lanjut.

3. Humiliation (Penyiksaan atau Penghinaan)

Pengalaman penyiksaan atau penghinaan di masa kecil bukan hanya menciptakan luka fisik, tetapi juga jejak yang dalam di ranah emosional dan psikologis. Rasa malu yang terus-menerus dan harga diri yang rendah dapat menjadi bayangan yang menghantuiku dalam setiap interaksi sosial. 

Penghinaan atau penyiksaan mungkin membentuk citra diri yang merendahkan, menghasilkan perasaan tidak berharga dan kepercayaan diri yang hancur. Mungkin sulit untuk mempercayai niat baik orang lain atau merasa pantas mendapat perlakukan yang baik setelah mengalami penghinaan di masa kecil.

4. Betrayal (Pengkhianatan)

Pengalaman pengkhianatan, terutama oleh orang yang seharusnya menjadi tempat kita berlindung, dapat menciptakan beban kepercayaan yang runtuh. Ketika seseorang yang kita cintai atau percayai mengkhianati kepercayaan itu, efeknya bisa sangat merusak. 

Pengkhianatan di masa kecil dapat menciptakan keengganan untuk membuka diri secara emosional di masa dewasa. Rasa takut akan pengkhianatan kembali mungkin menjadi penghalang dalam membangun hubungan yang mendalam dan berarti.

5. Injustice (Ketidakadilan)

Mengalami ketidakadilan di masa kecil bisa menciptakan pandangan dunia yang penuh dengan amarah dan ketidakpuasan. Perasaan tidak diperlakukan secara adil dapat menjadi beban yang berat, menciptakan sikap skeptis terhadap integritas dan kejujuran orang lain. 

Ketidakpuasan ini dapat mengakibatkan sulitnya untuk melihat kebaikan dalam orang lain atau bahkan meragukan niat baik mereka. 

Pengalaman ketidakadilan juga dapat menciptakan dorongan untuk melawan ketidaksetaraan dan mendukung keadilan di masyarakat, atau sebaliknya, menghasilkan perasaan putus asa dan ketidakpercayaan terhadap sistem.

Dalam kedua kasus, pengalaman ini memberikan dampak yang dalam dalam membentuk pandangan dan sikap kita di masa dewasa.

Luka batin yang bermula dari masa kecil membawa dampak yang tidak terlihat namun dalam dalam kehidupan kita di masa dewasa. Kesadaran akan penyebab-penyebab seperti pengabaian, penolakan, penyiksaan, pengkhianatan, dan ketidakadilan dapat menjadi langkah awal menuju pemulihan. 

Pentingnya untuk mengakui bahwa perjalanan penyembuhan memerlukan waktu dan usaha yang kontinu. Dengan memahami asal-usul luka batin, kita dapat memberikan perhatian khusus pada diri sendiri dan membangun fondasi kejiwaan yang lebih kokoh. 

Penerimaan, dukungan sosial, dan upaya pribadi merupakan kunci untuk mengatasi dampak-dampak tersebut, menjadikan perjalanan menuju kesejahteraan emosional dan psikologis sebagai investasi berharga untuk masa depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun