Mohon tunggu...
Ratih Ramadhani
Ratih Ramadhani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi saya olahraga badminton

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Teori Emotional Intelligence Dari Daniel Goleman

18 Januari 2025   04:54 Diperbarui: 18 Januari 2025   04:54 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Teori Kecerdasan Emosional (Emotional Intelligence) yang dikembangkan oleh Daniel Goleman mengemukakan bahwa kecerdasan emosional (EQ) sama pentingnya, bahkan lebih penting, dibandingkan dengan kecerdasan intelektual (IQ) dalam mencapai kesuksesan dalam hidup, baik di lingkungan pribadi maupun profesional. Menurut Goleman, kecerdasan emosional melibatkan kemampuan untuk mengenali, memahami, mengelola, dan memanfaatkan emosi diri sendiri dan orang lain secara efektif.

Goleman membagi kecerdasan emosional menjadi lima komponen utama yang saling terkait. Komponen-komponen ini adalah:

1. Kesadaran Diri (Self-Awareness)

Kesadaran diri adalah kemampuan untuk mengenali dan memahami emosi diri sendiri serta dampaknya terhadap pikiran dan perilaku. Orang yang memiliki kesadaran diri yang baik mampu menyadari kekuatan dan kelemahan mereka, serta memiliki rasa percaya diri yang realistis. Mereka juga cenderung lebih mudah mengidentifikasi perasaan mereka pada saat-saat tertentu, yang memungkinkan mereka untuk mengelola emosi dengan lebih baik. Kesadaran diri juga mencakup kemampuan untuk mengidentifikasi nilai-nilai dan keyakinan yang memengaruhi pengambilan keputusan.

2. Pengelolaan Emosi (Self-Regulation)

Pengelolaan emosi atau regulasi diri adalah kemampuan untuk mengendalikan emosi, terutama dalam situasi stres atau tantangan. Ini melibatkan pengendalian impuls dan dorongan yang dapat merugikan diri sendiri atau orang lain. Orang yang dapat mengelola emosinya dengan baik biasanya memiliki tingkat kecemasan, amarah, dan frustrasi yang lebih rendah. Mereka dapat berpikir jernih di saat-saat penuh tekanan dan menjaga stabilitas emosional mereka. Regulasi diri ini juga mencakup kemampuan untuk tetap positif dan terus berkembang meski menghadapi kesulitan.

3. Motivasi Diri (Motivation)

Motivasi diri berkaitan dengan dorongan internal untuk mencapai tujuan, baik yang bersifat jangka pendek maupun jangka panjang. Orang yang memiliki motivasi diri yang tinggi cenderung memiliki rasa optimisme dan ketekunan yang lebih besar, serta tidak mudah putus asa ketika menghadapi hambatan. Mereka memiliki tujuan yang jelas dan berkomitmen untuk mencapainya, bahkan tanpa pengaruh eksternal yang besar. Goleman menekankan pentingnya motivasi intrinsik, yaitu dorongan untuk berprestasi demi kepuasan pribadi, bukan hanya untuk mendapatkan penghargaan atau pengakuan dari luar.

4. Empati (Empathy)

Empati adalah kemampuan untuk memahami perasaan orang lain dan merasakan apa yang mereka alami. Dalam konteks kecerdasan emosional, empati melibatkan lebih dari sekadar mengenali emosi orang lain, tetapi juga memahami perspektif mereka dan berusaha merespons dengan cara yang mendukung dan menghargai perasaan mereka. Orang yang memiliki empati yang tinggi dapat berhubungan dengan orang lain secara lebih efektif dan mampu membangun hubungan yang sehat dan harmonis. Dalam dunia kerja, empati juga penting dalam membangun tim yang solid dan menciptakan lingkungan yang inklusif.

5. Keterampilan Sosial (Social Skills)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun